Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
Vol. 3 No. 3 (2015)

STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN KELUARGA PASIEN DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PERAWAT DI PRIORITAS 2 (P2) INSTALASI GAWAT DARURAT

Mokhtar Jamil (Poltekkes RS dr. Soepraoen)



Article Info

Publish Date
30 Apr 2016

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah bagian terdepan dan sangat berperan di rumah sakit, Permasalahan tersering di IGD adalah jumlah pasien dan keluarga yang datang melebihi kapasitas, lamanya waktu tunggu, dan penggunaan ambulan sebagai sarana layanan pre hospital. Pasien dan keluarga yang dibawa ke IGD mempunyai persepsi bahwa sakit yang dialami bersifat parah, Persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar karena pasien yang masuk ke IGD bervariasi dari kasus P1, P2 atau P3. Penanganan pasien di P2 adalah tindakan menyetabilkan kondisi dan mengobservasi pasien. Tindakan observasi yang dilakukan idealnya selama 2 jam, tetapi yang sering terjadi, obsevasi yang dilakukan sering memanjang dan lama, pasien tanpa diberikan tindakan apapun. Komunikasi untuk menjelaskan bahwa kondisi pasien termasuk prioritas 2 yang mempunyai waktu tunggu 30 menit – 2 jam jarang diberikan sehingga membuat keluarga merasa tidak terurus.Tujuan penelitian : Mengekplorasi pengalaman keluarga pasien gawat darurat prioritas 2 (P2) dalam berkomunikasi dengan perawat di Iinstalasi Gawat Darurat.Desain penelitian : Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretatif yang melibatkan 6 keluarga pasien prioritas 2 (P2) di Instalai Gawat Darurat RS Wava Husada Malang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan menggunakan analisa tematik Braun & Clarke. Hasil penelitian : Penelitian ini menghasilkan 6 tema dari hasil analisis data yang dilakukan. Tema yang ditemukan adalah penanganan menyetabilkan pasien lebih utama, kebutuhan keluarga terhadap komunikasi tidak terpenuhi, pasien dan keluarga merasa terabaikan, kesulitan keluarga berkomunikasi dengan perawat, keluarga tidak bisa menolak atuan yang berlaku dan keluarga berharap bisa berkomunikasi dengan perawat. Kesimpulan dan saran: Keluarga menganggap bahwa penanganan pasien lebih utama daripada komunikasi, adanya perasaan terabaikan dan baik keluarga maupun pasien terhadap proses pemberian layanan di IGD. Kesulitan keluarga berkomunikasi dengan perawat dan keengganan perawat memberi penjelasan kepada keluarga menjadi hambatan tersendiri bagi keluarga. Keluarga mempunyai harapan agar perawat lebih komunikatif, memberi penjelasan tentang kondisi pasien dan menjelaskan kepada eluarga perawat penanggung jawab pasien. Menjalankan komunikasi 2 arah merupakan tantangan untuk keluarga maupun perawat, diperlukan kejelasan aturan dan adanya SOP tentang isi komunikasi yang disampaikan kepada keluarga. Kata Kunci: pengalaman keluarga, komunikasi, perawat, IGD Abstract Introduction:Emergency Department (ED) is front part and plays an important role in the hospital. The most common problems in the ED is the number of patients and families who come exceed the capacity, waiting time, and the use of an ambulance as a tool pre-hospital services. Patients and families were taken to the ED have the perception that their pain is severe and worst than other, the perception is not entirely correct because patients admitted to the ED vary from case P1, P2 or P3. The management of patients in P2 is stabilizing action and observe the patient’s condition. The act of observation performed ideally for +2 hours, but is often the patient observation is prolong and without any treatment. Communication to explain that the patient’s condition is included in the priority 2, which has a waiting time approximately + 2 hours is rarely given makes the family feel abandoned. Purpose: explore of Patient’s Family in Communicating with Nurses in Priority 2 (P2) The Emergency Department. Specifically researchers wanted to explore the patient’s family perceptions about communication in the ED, the patient’s family feeling while communicating, barriers in communication and family expectations related to communication in the ED nurse. Design This qualitative intepretive research using phenomenological approach. The study was conducted in the emergency department Wava Husada Hospital Malang. Participants in this study are 6 patient’s family with priority 2 in the ED.Data were collected through in depth interviews with open-ended questions and analyzed using thematic analysis Braun & Clarke. Result : This study produced six themes, namely 1) Stabilizing patient more important, 2) families’ access to information are not met, 3) patient and family feel neglected, 4) family accepts the rules in the forced, 5) family difficulties communicating with nurses, 6) family hopes able to communicate with nurses. Conclusion:Family assume stabilizing the patient more important than communication, patient and family feel neglected in emergency service. family difficulties communicating with nursesand illustrates families’ access to information are not met. family hopes able to communicate with nurses,give explanation about patient condition and expain to family which nurse who responsible to patient . Doing 2 ways comunication is challenge for family or nurse, it should be supported by clear rules and SOP are socialized to nurses about therapeutic communication. Keywords: family experience, communication, nurse, emergency department

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

HWS

Publisher

Subject

Health Professions Medicine & Pharmacology Nursing Public Health

Description

Jurnal ini berisi tulisan tentang gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, tulisan praktis dan hasil penelitian bidang kesehatan, umumnya bidang keperawatan, kebidanan, akupunktur, farmasi, fisioterapi, dan aplikasi ...