Jurnal Medika Cendikia (e-Journal)
Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Medika Cendikia

Kecenderungan Kejadian Stunting Balita di Desa Mekarwangi Wilayah Kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut

Susan Susyanti (Unknown)
Dena Maryana (Unknown)
Tanti Suryawantie (Unknown)



Article Info

Publish Date
23 Jun 2020

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan gizi berupa Stunting pada balita yang semakin banyak ditemukan. Stunting menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Prevalensi stunting di Kabupaten Garut sebesar 43,2%, paling tinggi di Jawa Barat dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Akibat stunting pada balita akan berdampak terhadap adanya hambatan perkembangan kognitif dan motorik, sehingga akan mempengaruhi produktivitas di masa yang akan datang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kecenderungan terjadinya stunting pada balita. Desain penelitian case control, populasi 319 dan sampel 84 ibu dengan balita 24-60 bulan, teknik pengambilan sampel proportional random sampling, instrumen penelitian berupa microtoise, standar baku WHO-2005 dan lembar ceklist. Analisa data univariat dengan presentase, analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dilanjut hitung odds rasio. Responden kelompok kasus, sebagian besar berpendapatan <UMK, sebagian TB normal, sebagian kecil pernah diare kronik, sebagian diberi ASI tidak eklsusif dan riwayat imunisasi dasar sebagian lengkap. Responden kelompok kontrol, sebagian besar pendapatan >UMK, sebagian besar TB normal, sangat sedikit pernah diare kronik, sebagian besar diberi ASI ekslusif dan hampir seluruh diberi imunisasi dasar lengkap. Hasil analisis chi square menunjukan ada 4 faktor nilai p-value<0,05, artinya kejadian stunting cenderung disebabkan riwayat penyakit Diare, riwayat pemberian ASI ekslusif, riwayat imunisasi dasar, dan pendapatan orangtua. Hasil odds rasio menunjukkan 3 faktor memiliki nilai OR<1 bersifat protektif (riwayat penyakit diare kronik, riwayat ASI tidak eksklusif dan riwayat imunisasi dasar tidak lengkap). Sedangkan nilai OR>1 bersifat resiko ada pada faktor pendapatan <UMK, orangtua. Riwayat penyakit Diare memiliki p-value paling signifikan (0,000), sehingga disimpulkan riwayat penyakit Diare pada balita paling cenderung menyebabkan terjadinya stunting. Saran bagi pemegang program gizi puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan sebagai upaya pencegahan stunting dengan menginformasikan pada keluarga pentingnya menjaga pola hidup sehat semenjak anak masih dalam kandungan. Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan gizi berupa Stunting pada balita yang semakin banyak ditemukan. Stunting menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Prevalensi stunting di Kabupaten Garut sebesar 43,2%, paling tinggi di Jawa Barat dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Akibat stunting pada balita akan berdampak terhadap adanya hambatan perkembangan kognitif dan motorik, sehingga akan mempengaruhi produktivitas di masa yang akan datang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kecenderungan terjadinya stunting pada balita. Desain penelitian case control, populasi 319 dan sampel 84 ibu dengan balita 24-60 bulan, teknik pengambilan sampel proportional random sampling, instrumen penelitian berupa microtoise, standar baku WHO-2005 dan lembar ceklist. Analisa data univariat dengan presentase, analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dilanjut hitung odds rasio. Responden kelompok kasus, sebagian besar berpendapatan <UMK, sebagian TB normal, sebagian kecil pernah diare kronik, sebagian diberi ASI tidak eklsusif dan riwayat imunisasi dasar sebagian lengkap. Responden kelompok kontrol, sebagian besar pendapatan >UMK, sebagian besar TB normal, sangat sedikit pernah diare kronik, sebagian besar diberi ASI ekslusif dan hampir seluruh diberi imunisasi dasar lengkap. Hasil analisis chi square menunjukan ada 4 faktor nilai p-value<0,05, artinya kejadian stunting cenderung disebabkan riwayat penyakit Diare, riwayat pemberian ASI ekslusif, riwayat imunisasi dasar, dan pendapatan orangtua. Hasil odds rasio menunjukkan 3 faktor memiliki nilai OR<1 bersifat protektif (riwayat penyakit diare kronik, riwayat ASI tidak eksklusif dan riwayat imunisasi dasar tidak lengkap). Sedangkan nilai OR>1 bersifat resiko ada pada faktor pendapatan <UMK, orangtua. Riwayat penyakit Diare memiliki p-value paling signifikan (0,000), sehingga disimpulkan riwayat penyakit Diare pada balita paling cenderung menyebabkan terjadinya stunting. Saran bagi pemegang program gizi puskesmas agar lebih meningkatkan penyuluhan sebagai upaya pencegahan stunting dengan menginformasikan pada keluarga pentingnya menjaga pola hidup sehat semenjak anak masih dalam kandungan.

Copyrights © 2020