Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana struktur naratif yang membangun Geguritan Guru Bhakti?; (2) apa saja fungsi Geguritan Guru Bhakti terhadap kehidupan masyarakat Hindu di Bali?; Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumen, observasi, studi kepustakaan, dan Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif menggunakan model analisis Miles dan Huberman dengan langkah- langkah (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan teknik informal yaitu menggunakan bentuk naratif atau deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) struktur Geguritan Guru Bhakti terdiri dari: sinopsis yang menceritakan tokoh Sang Kaca yang dengan penuh pengabdian dan ketekunan berguru kepada Rsi Sukra demi mendapatkan ilmu Widyamreta Sanjiwani; temanya tentang pengabdian dan ketekunan seorang murid kepada gurunya; tokohnya antara lain Sang Kaca, Resi Sukra, Dewayani sebagai tokoh utama sekaligus tokoh protagonis, sedangkan Sang Jayanti, Bhagawan Wrehaspati, dan para raksasa merupakan tokoh tambahan; alur yang digunakan adalah alur kronologis yang mengacu pada tahapan alur yang dijabarkan oleh Nurgiyantoro, meliputi: tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian; latar tempatnya antara lain Pasraman Wanagiri, di kahyangan, di hutan, dan di tempat tidur, sedangkan latar waktu meliputi malam hari, pagi hari, siang hari, dan sore hari; (2) fungsi Geguritan Guru Bhakti bagi masyarakat Hindu antara lain: sebagai media pembelajaran Agama Hindu dan bahasa Bali, sebagai hiburan, dan sebagai pengiring upacara yadnya.
Copyrights © 2019