Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta seolah mengembalikan puing-puing kisah di masa lalu saat kawasan ini banyak digunakan sebagai pusat pemerintahan kolonial. Bangi Kopitiam berhasil menggugah rasa dan membentuk sebuah kualitas yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata namun selalu merindukan untuk dikunjungi atau dikenal dengan quality without name. Kualitas yang dihadirkan selain memanggil memori di masa penjajahan serta sebagai tempat menghabiskan waktu luang (sebagai resto) dan mengingatkan kita bahwa bangunan tua ini adalah aset yang tak lekang oleh waktu juga selalu meminta untuk dijaga dan dirawat dari segala hal yang mengancam termasuk bencana. Saat mengunjungi tempat ini, selalu ada rasa takut kehilangan. Quality without name seolah tak bisa digambarkan namun bisa dirumuskan ke dalam sebuah bahasa pola atau pattern language. Bahasa pola ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam merancang sebuah ruang publik sebagai produk arsitektur yang dapat menggugah rasa dan selalu dirindukan untuk dikunjungi.
Copyrights © 2019