Fery Mulya Pratama
Universitas Indraprasta PGRi

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perubahan Makna Interaksi Sosial pada Kedai Fore Coffee Nia Suryani; Fery Mulya Pratama
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 2 (2019): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.61 KB) | DOI: 10.30998/lja.v2i2.5415

Abstract

Sejak dulu budaya minum kopi bukan hanya sekedar menyantap segelas kopi, tapi istilah ‘ngopi’ bisa dimaknai dengan berdiskusi, bersantai sambil mendengarkan musik, bermain catur, atau bahkan sekedar menghabiskan waktu luang. Aktivitas ‘ngopi’ tentu saja akan lebih ideal jika dilakukan di warung kopi, tempat di mana kita bisa berinteraksi dengan orang lain dan dimaknai sebagai pusat informasi. Semakin berkembangnya zaman, bentukan warung kopi berubah menjadi tempat yang lebih ramah untuk semua kalangan dan menarik perhatian pelanggan. Berbagai inovasi dilakukan untuk bisa bersaing dalam hiruk pikuk bisnis kopi ini. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi sebagai media promosi. Penggunaan aplikasi tentunya berdampak pada kualitas ruang sosial yang biasanya hadir pada warung kopi dan membentuk interaksi sosial lain yang tidak terprediksi sebelumnya.
REALISASI DESAIN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK PADA ERA PANDEMI COVID-19 Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.931 KB) | DOI: 10.30998/lja.v4i1.9323

Abstract

Adanya kebutuhan Lingkungan RT 04/06 terhadap fasilitas ruang publik yang dapat menampung kegiatan bermain anak serta interaksi warga karena sebelum  di kawasan permukiman ini hampir semua kegiatan interaksi warga seperti ibu-ibu mengobrol, anak-anak bermain serta bapak-bapak minum kopi bersama banyak dilakukan di teras rumah warga, jalan lingkungan, atau bahkan hanya di pos ronda yang tidak digunakan di siang hari. Anak-anak sering kali bermain di jalan dengan memanfaatkan saat-saat tidak ada kendaraan yang berlalu hanya sekedar untuk bermain bola, petak umpet, atau bermain lompat tinggi dengan karet. Hal ini tentunya tidak memberikan rasa aman bagi anak-anak dan orang tua serta membatasi kreatifitas dan ruang gerak bagi mereka, belum lagi juga mengganggu laju kendaraan yang melintas di jalan lingkungan permukiman ini.  Melihat kondisi tersebut,  beberapa tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan seperti  ketua RT 04 dan tim pengabdi melakukan musyawarah serta diskusi untuk mewujudkan desain RPTRA yang sudah disepakati pada kegiatan pengbadian di tahap sebelumnya. Dari hasil diskusi dan musyawarah tersebut terdapat kesepakatan akan menggunakan sebidang tanah milik warga untuk bisa digunakan sebagai ruang publik sederhana tersebut, namun baik warga maupun tokoh masyarakat ini belum memiliki dana dan tahapan pembangunan agar desain tersebut bisa segera terealisasikan.
REINTERPRESTASI MAKNA RUANG JALAN LINGKUNGAN DI PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK Nia Suryani; Fery Mulya Pratama
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 01 (2019)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.623 KB) | DOI: 10.30998/lja.v2i01.3465

Abstract

Banyak terjadi interaksi sosial di permukiman sudah cukup padat menjadi hiburan disaat warga penat di dalam rumah. Aktivitas interaksi sosial yang terjadi sering kali tak bisa terjadi secara kondusif karena sering kali lebar penggal jalan / gang di permukiman padat tidak lebih dari 1,5 meter harus berbagi dengan pengguna kendaraan bermotor yang berlalu lalang . Tanpa disadari jalan ini seolah memiliki fungsi ganda selain sebagai jalur sirkulasi juga sebagai wadah interaksi warga serta ruang bermain anak yang cukup vital pengaruhnya dalam kualitas kehidupan sosial dalam penggal jalan ini. Penelitian ini dilakukan agar kita sebagai perancang kota dapat memahami bagaimana sebuah ruang publik khususnya jalan dapat dimaknai sesuai fungsi yang direncanakan, ataupun seandainya terjadi pemaknaan lain, tentunya menjadi pemaknaan yang dapat diprediksi bagaimana akibat dan penanganannya.
PERANCANGAN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2020): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1456.105 KB) | DOI: 10.30998/lja.v3i2.7527

Abstract

Pemerintah Kota serius berkomitmen menjadikan Bekasi sebagai Kota Layak Anak (KLA). Pemkot pun berupaya membenahi sejumlah fasilitas publik untuk memberikan hak dan perlindungan pada anak. Sementara itu, pada kenyataanya sejumlah fasilitas dan ruang terbuka publik di Bekasi belum sepenuhnya ramah anak bahkan masih banyak kawasan permukiman yang belum memiliki fasilitas ruang publik yang dapat menampung kegiatan bermain anak serta interaksi warga seperti di lingkungan RT 04/06 Kelurahan Cikiwul ini. Di kawasan permukiman ini hampir semua kegiatan interaksi warga seperti ibu-ibu mengobrol, anak-anak bermain serta bapak-bapak minum kopi bersama banyak dilakukan di teras rumah warga, jalan lingkungan, atau bahkan hanya di pos ronda yang tidak digunakan di siang hari.Anak-anak sering kali bermain di jalan dengan memanfaatkan saat-saat tidak ada kendaraan yang berlalu hanya sekedar untuk bermain bola, petak umpet, atau bermain lompat tinggi dengan karet. Hal ini tentunya tidak memberikan rasa aman bagi anak-anak dan orang tua serta membatasi kreatifitas dan ruang gerak bagi mereka, belum lagi juga mengganggu laju kendaraan yang melintas di jalan lingkungan permukiman ini. Melihat kondisi tersebut,  beberapa tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan seperti  ketua RT 04 melakukan musyawarah serta diskusi untuk menghadirkan sebuah ruang publik sederhana namun tetap dapat mewadahi aktivitas bermain anak dan interaksi warga sehingga warga di lingkungan RT 04 RW 06 ini bisa lebih berkembang kreatif dan bahagia serta tercukupi semua kebutuhan ruangnya.
PENATAAN DAN PELESTARIAN KAWASAN BERSEJARAH KOTA SAWAHLUNTO SEBAGAI KOTA PUSAKA INDONESIA Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 01 (2020): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2287.684 KB) | DOI: 10.30998/lja.v3i01.5930

Abstract

Kota Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dalam P3KP (Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka) bertujuan untuk mempertahankan aset pusaka. Aset pusaka Kota Sawahlunto  tidak terlepas dari sejarah dan kejayaan kota ini pada masa lalu khususnya pada masa penjajahan Belanda. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ragam pusaka dan merumuskan strategi pelestarian Kota Pusaka Sawahlunto. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan ekslporatif dengan kajian sejarah, budaya dan kebijakan. Data dikumpulkan dengan survei lapangan, studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian diperoleh struktur Kota Sawahlunto dikembangkan berdasarkan potensi aset pusaka yang dimiliki sehingga dapat membuat kota ini bisa bertahan tetap hidup, menghidupi, dan berkelanjutan dengan konsep living museum yang diterapkan pada Kawasan prioritas Kota Lama.
DESAIN RENOVASI MASJID AL-MUHAJIRIN PURI HARMONI I CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 4, No 2 (2021): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.433 KB) | DOI: 10.30998/lja.v4i2.10833

Abstract

Masjid di lingkungan Puri Harmoni 1 Cileungsi Kabupaten Bogor ini bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan sebagai pusat berkumpulnya warga dengan segala kegiatannya yang positif baik itu pengajian rutin, pusat infaq dan sedekah, serta rapat dan diskusi aktif membicarakan setiap permasalahan yang dikontribusikan untuk kemajuan lingkungan perumahan ini. Masjid 1 lantai dengan luas area sekitar 680 m2 sebenarnya kurang memadai bagi seluruh warga di perumahan Puri Harmoni 1 ini yang mencapai jumlah kurang lebih 900-1000 warga apalagi di saat hari Jumat, banyak warga sekitar yang ikut serta dalam pelaksanaan ibadah solat Jumat ditambah saat perayaan hari raya seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Melihat kondisi tersebut,  sebenarnya terdapat masalah juga keinginan dari seluruh pengguna masjid ini yang diwakili oleh Dewan Kehormatan Masjid bahwa baiknya masjid bisa mengakomodasi kapasitas beribadah dari semua warga muslim di Perumahan Puri Harmoni 1 yang  bergantung pada keberadaan masjid ini. Selain itu mereka berharap masjid bukan hanya sekedar menjadi tempat ibadah tapi juga menjadi wadah yang sangat positif sehingga dapat berkontribusi besar bagi pembentukan karakter warga apalagi generasi muda di perumahan ini yang seolah mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Rasulullah dulu namun dengan menyesuaikan perkembangan zaman di masa kini. Kami sebagai tim pengabdian masyarakat Universitas Indraprasta PGRI melakukan diskusi dengan Ketua Panitia Pelaksana Renovasi Masjid Al-Muhajirin dan memberanikan diri melakukan pengabdian masyarakat dengan judul PKM Desain Renovasi Masjid Al-Muhajirin Puri Harmoni 1 Cileungsi. Pendekatan desain yang digunakan adalah teori biofilik. Dalam pendekatan tersebut terdapat 14 pola desain biofilik yang mengartikulasi hubungan antara alam, manusia dan desain lingkungan binaan. Pola-pola tersebut terbagi atas pola alam di dalam ruang yang terdiri atas 7 pola, pola analogi alam 3 pola, sifat pola ruang 4 pola. Dari ke 14 pola tersebut tidak seluruhnya harus dipakai untuk mencapai tujuan, namun yang diutamakan adalah kualitas ruangnya yang berdampak pada pemulihan psikologis penggunanya. Di sini kami akan mengusulkan beberapa kualitas ruang yang ingin dicapai pada perancangan masjid ini untuk diterjemahkan ke dalam desain.
Pattern Language dan Quality Without Name pada Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta Nia Suryani; Fery Mulya Pratama; Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 1, No 1 (2018): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.03 KB) | DOI: 10.30998/lja.v1i1.3106

Abstract

Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta seolah mengembalikan puing-puing kisah di masa lalu saat kawasan ini banyak digunakan sebagai pusat pemerintahan kolonial. Bangi Kopitiam berhasil menggugah rasa dan membentuk sebuah kualitas yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata namun selalu merindukan untuk dikunjungi atau dikenal dengan quality without name. Kualitas yang dihadirkan selain memanggil memori di masa penjajahan serta sebagai tempat menghabiskan waktu luang (sebagai resto) dan mengingatkan kita bahwa bangunan tua ini adalah aset yang tak lekang oleh waktu juga selalu meminta untuk dijaga dan dirawat dari segala hal yang mengancam termasuk bencana. Saat mengunjungi tempat ini, selalu ada rasa takut kehilangan. Quality without name seolah tak bisa digambarkan namun bisa dirumuskan ke dalam sebuah bahasa pola atau pattern language. Bahasa pola ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam merancang sebuah ruang publik sebagai produk arsitektur yang dapat menggugah rasa dan selalu dirindukan untuk dikunjungi.
PRAGMATIC ARCHITECTURE IN SETIABUDI VERTICAL HOUSING DESIGN IN SOUTH JAKARTA, BASED ON URBAN FARMING Aldi Ryan; Karya Widyawati; Fery Mulya Pratama
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/lja.v6i2.19145

Abstract

DKI Jakarta is the province with the most populous population in Indonesia with apopulation of 10.64 million people and has increased by 0.38% since 2021 according to DKI Jakarta census data in 2021. With such a large population it is a frightening specter for Jakarta coupled with the depletion of land for Building settlements makes the issue of limited land even more apprehensive. For this reason, it is necessary to create solutions to overcome the limited residential land in Jakarta and put forward the social and environmental context. Vertical housing is one of the solutions emphasized by the DKI Jakarta government to overcome the issue of limited land in Jakarta. Apart from that, economic and social values are also growing along with the development of vertical housing development using the concept or basis of urban farming in order to maintain food security in DKI Jakarta.
SPACE REQUIREMENTS AND BUILDING FORM STUDIES FOR LOW INCOME HOUSING COMMUNITY Rizaldi Lufti; Nia Suryani; Fery Mulya Pratama
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/lja.v6i2.18964

Abstract

The need for a house is still the main need for humans, namely as a place to live, a place to live, or a place of refuge. This need often does not go according to expectations because the need for housing has arisen but is not in line with adequate income or funds. The problem of housing for people who do not have the power to buy a house or commonly called low-income people (MBR) is difficult to solve. This phenomenon requires a study of housing for low-income people that comes with a flexible concept so that the house can follow the needs of its occupants so that at any time this house can be adjusted depending on which spaces are needed to adjust the life development of the occupants even with a relatively small plot area. This study was carried out by conducting a literature review and simple simulation with the minimum size and money polarity needed by every human being in living activities, so that a study can be initiated that produces residential design proposals that are applicable to the MBR. So that houses that have been subsidized by the government (the selling price is affordable for the MBR) are not easily sold, and the MBR are again homeless. From the results of the study conducted, it can be seen that the rooms that cannot be changed (permanent) are only rooms related to installation (service zones) such as bathrooms and kitchens, while spaces that can be changed flexibly according to needs such as family rooms and a mezzanine room so that all the space needs of the occupants can be accommodated even with a relatively small land size. This study was conducted to produce a residential design for MBR that adapts to their needs and can become a house they live in for a long time even though their space requirements change.