Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perubahan Makna serta Benturan Klaim akan Ruang Kota pada Kawasan Taman Kencana Bogor Karya Widyawati; Nia Suryani
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2126.69 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2018.016.01.1

Abstract

Taman Kencana Bogor be a witness of the development of the city of Bogor from the colonial period as a residential area for researchers and government employees. Since the development of Bogor this area has drastic changes. Utilization of buildings as a place of business has changed the structure of many urban space. In addition, the more famous Taman Kencana as a culinary tourist point in Bogor also gives impact to this place. To reveal the impact of the development of this region, conducted with qualitative data collection, archival research, and interviews and observations on a regular basis. This situation also indicates a relationship of attraction between the interests of the function area as a residential area and culinary tourism, and there was a clash of claims to space.
Perubahan Makna Interaksi Sosial pada Kedai Fore Coffee Nia Suryani; Fery Mulya Pratama
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 2 (2019): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.61 KB) | DOI: 10.30998/lja.v2i2.5415

Abstract

Sejak dulu budaya minum kopi bukan hanya sekedar menyantap segelas kopi, tapi istilah ‘ngopi’ bisa dimaknai dengan berdiskusi, bersantai sambil mendengarkan musik, bermain catur, atau bahkan sekedar menghabiskan waktu luang. Aktivitas ‘ngopi’ tentu saja akan lebih ideal jika dilakukan di warung kopi, tempat di mana kita bisa berinteraksi dengan orang lain dan dimaknai sebagai pusat informasi. Semakin berkembangnya zaman, bentukan warung kopi berubah menjadi tempat yang lebih ramah untuk semua kalangan dan menarik perhatian pelanggan. Berbagai inovasi dilakukan untuk bisa bersaing dalam hiruk pikuk bisnis kopi ini. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi sebagai media promosi. Penggunaan aplikasi tentunya berdampak pada kualitas ruang sosial yang biasanya hadir pada warung kopi dan membentuk interaksi sosial lain yang tidak terprediksi sebelumnya.
REALISASI DESAIN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK PADA ERA PANDEMI COVID-19 Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.931 KB) | DOI: 10.30998/lja.v4i1.9323

Abstract

Adanya kebutuhan Lingkungan RT 04/06 terhadap fasilitas ruang publik yang dapat menampung kegiatan bermain anak serta interaksi warga karena sebelum  di kawasan permukiman ini hampir semua kegiatan interaksi warga seperti ibu-ibu mengobrol, anak-anak bermain serta bapak-bapak minum kopi bersama banyak dilakukan di teras rumah warga, jalan lingkungan, atau bahkan hanya di pos ronda yang tidak digunakan di siang hari. Anak-anak sering kali bermain di jalan dengan memanfaatkan saat-saat tidak ada kendaraan yang berlalu hanya sekedar untuk bermain bola, petak umpet, atau bermain lompat tinggi dengan karet. Hal ini tentunya tidak memberikan rasa aman bagi anak-anak dan orang tua serta membatasi kreatifitas dan ruang gerak bagi mereka, belum lagi juga mengganggu laju kendaraan yang melintas di jalan lingkungan permukiman ini.  Melihat kondisi tersebut,  beberapa tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan seperti  ketua RT 04 dan tim pengabdi melakukan musyawarah serta diskusi untuk mewujudkan desain RPTRA yang sudah disepakati pada kegiatan pengbadian di tahap sebelumnya. Dari hasil diskusi dan musyawarah tersebut terdapat kesepakatan akan menggunakan sebidang tanah milik warga untuk bisa digunakan sebagai ruang publik sederhana tersebut, namun baik warga maupun tokoh masyarakat ini belum memiliki dana dan tahapan pembangunan agar desain tersebut bisa segera terealisasikan.
REINTERPRESTASI MAKNA RUANG JALAN LINGKUNGAN DI PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK Nia Suryani; Fery Mulya Pratama
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 01 (2019)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.623 KB) | DOI: 10.30998/lja.v2i01.3465

Abstract

Banyak terjadi interaksi sosial di permukiman sudah cukup padat menjadi hiburan disaat warga penat di dalam rumah. Aktivitas interaksi sosial yang terjadi sering kali tak bisa terjadi secara kondusif karena sering kali lebar penggal jalan / gang di permukiman padat tidak lebih dari 1,5 meter harus berbagi dengan pengguna kendaraan bermotor yang berlalu lalang . Tanpa disadari jalan ini seolah memiliki fungsi ganda selain sebagai jalur sirkulasi juga sebagai wadah interaksi warga serta ruang bermain anak yang cukup vital pengaruhnya dalam kualitas kehidupan sosial dalam penggal jalan ini. Penelitian ini dilakukan agar kita sebagai perancang kota dapat memahami bagaimana sebuah ruang publik khususnya jalan dapat dimaknai sesuai fungsi yang direncanakan, ataupun seandainya terjadi pemaknaan lain, tentunya menjadi pemaknaan yang dapat diprediksi bagaimana akibat dan penanganannya.
PERANCANGAN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK DI LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2020): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1456.105 KB) | DOI: 10.30998/lja.v3i2.7527

Abstract

Pemerintah Kota serius berkomitmen menjadikan Bekasi sebagai Kota Layak Anak (KLA). Pemkot pun berupaya membenahi sejumlah fasilitas publik untuk memberikan hak dan perlindungan pada anak. Sementara itu, pada kenyataanya sejumlah fasilitas dan ruang terbuka publik di Bekasi belum sepenuhnya ramah anak bahkan masih banyak kawasan permukiman yang belum memiliki fasilitas ruang publik yang dapat menampung kegiatan bermain anak serta interaksi warga seperti di lingkungan RT 04/06 Kelurahan Cikiwul ini. Di kawasan permukiman ini hampir semua kegiatan interaksi warga seperti ibu-ibu mengobrol, anak-anak bermain serta bapak-bapak minum kopi bersama banyak dilakukan di teras rumah warga, jalan lingkungan, atau bahkan hanya di pos ronda yang tidak digunakan di siang hari.Anak-anak sering kali bermain di jalan dengan memanfaatkan saat-saat tidak ada kendaraan yang berlalu hanya sekedar untuk bermain bola, petak umpet, atau bermain lompat tinggi dengan karet. Hal ini tentunya tidak memberikan rasa aman bagi anak-anak dan orang tua serta membatasi kreatifitas dan ruang gerak bagi mereka, belum lagi juga mengganggu laju kendaraan yang melintas di jalan lingkungan permukiman ini. Melihat kondisi tersebut,  beberapa tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan seperti  ketua RT 04 melakukan musyawarah serta diskusi untuk menghadirkan sebuah ruang publik sederhana namun tetap dapat mewadahi aktivitas bermain anak dan interaksi warga sehingga warga di lingkungan RT 04 RW 06 ini bisa lebih berkembang kreatif dan bahagia serta tercukupi semua kebutuhan ruangnya.
PENATAAN DAN PELESTARIAN KAWASAN BERSEJARAH KOTA SAWAHLUNTO SEBAGAI KOTA PUSAKA INDONESIA Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 01 (2020): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2287.684 KB) | DOI: 10.30998/lja.v3i01.5930

Abstract

Kota Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dalam P3KP (Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka) bertujuan untuk mempertahankan aset pusaka. Aset pusaka Kota Sawahlunto  tidak terlepas dari sejarah dan kejayaan kota ini pada masa lalu khususnya pada masa penjajahan Belanda. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ragam pusaka dan merumuskan strategi pelestarian Kota Pusaka Sawahlunto. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan ekslporatif dengan kajian sejarah, budaya dan kebijakan. Data dikumpulkan dengan survei lapangan, studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian diperoleh struktur Kota Sawahlunto dikembangkan berdasarkan potensi aset pusaka yang dimiliki sehingga dapat membuat kota ini bisa bertahan tetap hidup, menghidupi, dan berkelanjutan dengan konsep living museum yang diterapkan pada Kawasan prioritas Kota Lama.
PENGEMBANGAN KAMPUS BNGKEL TEATER W.S RENDRA DI KOTA DEPOK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR Ahmad Rizky Chaidir; Karya Widyawati; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur 2020: Edisi Khusus Agustus
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.71 KB) | DOI: 10.30998/lja.v0i0.7072

Abstract

Pengembangan kampus Bengkel Teater W.S Rendra di Kota Depok Dengan Pendekatan Arsitektur Neovernakular yaitu suatu bangunan cagar budaya yang kembangkan oleh sang Sastrawan Dr. Willibrordus Surrendra Broto Rendra, SS., M.A atau di kenal sebagai W.S Rendra. Bengkel Teater itu sendiri  berperan sebagai wadah perestarian seni theater bagi seniman maupun masyarakat dan pelajar. Wadah  yang menyediakan sarana pelatihan sanggar tari, theater, event-event kebudayaan seni sangat berpengaruh bagi masyarakat  local, dengan menerapkan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular yang bernuansakan budaya local setempat yang menghasilkan sumber ilmu pengetahuan seni budaya dan kerharmonisan setiap budaya local setempat  dalam bangunan Bengkel Teater W.S Rendra ini, perlu adanya konsep  yang selaras agar tercapai suatu bangunan yang mampu memberikan pemberajaran dan keharmonisan pada wilayah bangunan sekitar.
DESAIN RENOVASI MASJID AL-MUHAJIRIN PURI HARMONI I CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK Fery Mulya Pratama; Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 4, No 2 (2021): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1062.433 KB) | DOI: 10.30998/lja.v4i2.10833

Abstract

Masjid di lingkungan Puri Harmoni 1 Cileungsi Kabupaten Bogor ini bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan sebagai pusat berkumpulnya warga dengan segala kegiatannya yang positif baik itu pengajian rutin, pusat infaq dan sedekah, serta rapat dan diskusi aktif membicarakan setiap permasalahan yang dikontribusikan untuk kemajuan lingkungan perumahan ini. Masjid 1 lantai dengan luas area sekitar 680 m2 sebenarnya kurang memadai bagi seluruh warga di perumahan Puri Harmoni 1 ini yang mencapai jumlah kurang lebih 900-1000 warga apalagi di saat hari Jumat, banyak warga sekitar yang ikut serta dalam pelaksanaan ibadah solat Jumat ditambah saat perayaan hari raya seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Melihat kondisi tersebut,  sebenarnya terdapat masalah juga keinginan dari seluruh pengguna masjid ini yang diwakili oleh Dewan Kehormatan Masjid bahwa baiknya masjid bisa mengakomodasi kapasitas beribadah dari semua warga muslim di Perumahan Puri Harmoni 1 yang  bergantung pada keberadaan masjid ini. Selain itu mereka berharap masjid bukan hanya sekedar menjadi tempat ibadah tapi juga menjadi wadah yang sangat positif sehingga dapat berkontribusi besar bagi pembentukan karakter warga apalagi generasi muda di perumahan ini yang seolah mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Rasulullah dulu namun dengan menyesuaikan perkembangan zaman di masa kini. Kami sebagai tim pengabdian masyarakat Universitas Indraprasta PGRI melakukan diskusi dengan Ketua Panitia Pelaksana Renovasi Masjid Al-Muhajirin dan memberanikan diri melakukan pengabdian masyarakat dengan judul PKM Desain Renovasi Masjid Al-Muhajirin Puri Harmoni 1 Cileungsi. Pendekatan desain yang digunakan adalah teori biofilik. Dalam pendekatan tersebut terdapat 14 pola desain biofilik yang mengartikulasi hubungan antara alam, manusia dan desain lingkungan binaan. Pola-pola tersebut terbagi atas pola alam di dalam ruang yang terdiri atas 7 pola, pola analogi alam 3 pola, sifat pola ruang 4 pola. Dari ke 14 pola tersebut tidak seluruhnya harus dipakai untuk mencapai tujuan, namun yang diutamakan adalah kualitas ruangnya yang berdampak pada pemulihan psikologis penggunanya. Di sini kami akan mengusulkan beberapa kualitas ruang yang ingin dicapai pada perancangan masjid ini untuk diterjemahkan ke dalam desain.
Pattern Language dan Quality Without Name pada Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta Nia Suryani; Fery Mulya Pratama; Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 1, No 1 (2018): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.03 KB) | DOI: 10.30998/lja.v1i1.3106

Abstract

Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta seolah mengembalikan puing-puing kisah di masa lalu saat kawasan ini banyak digunakan sebagai pusat pemerintahan kolonial. Bangi Kopitiam berhasil menggugah rasa dan membentuk sebuah kualitas yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata namun selalu merindukan untuk dikunjungi atau dikenal dengan quality without name. Kualitas yang dihadirkan selain memanggil memori di masa penjajahan serta sebagai tempat menghabiskan waktu luang (sebagai resto) dan mengingatkan kita bahwa bangunan tua ini adalah aset yang tak lekang oleh waktu juga selalu meminta untuk dijaga dan dirawat dari segala hal yang mengancam termasuk bencana. Saat mengunjungi tempat ini, selalu ada rasa takut kehilangan. Quality without name seolah tak bisa digambarkan namun bisa dirumuskan ke dalam sebuah bahasa pola atau pattern language. Bahasa pola ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam merancang sebuah ruang publik sebagai produk arsitektur yang dapat menggugah rasa dan selalu dirindukan untuk dikunjungi.
PERANCANGAN SEKOLAH RAMAH ANAK PADA SDN PONDOK CINA 1 DENGAN PENDEKATAN FLEKSIBILITAS RUANG DI KOTA DEPOK Alvia Salsadiva Permana; Nia Suryani; Ryan Hidayat
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/lja.v5i2.14534

Abstract

Depok is participates in efforts to fulfill children's rights and protect children in schools through the Child Friendly School program in the Child Friendly City policy.  This study aims to design a Child Friendly School in accordance with Child Friendly School standards by the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection at SDN Pondok Cina 1, Depok.  The spatial flexibility approach was chosen as a solution to the problem of limited land that occurs at the site through three concepts , namely versatility , convertibility , and expansibility .  These three concepts of spatial flexibility are applied to classrooms, also the concept of convertibility is applied to student toilets.  Versatility is realized with classrooms that could be transform into meeting room, exhibition room also hall.  Convertibility is realized by arranging classroom furniture that adapts to learning methods also ergonomic designs on classroom furniture and student’s toilets that suitable with the body size of elementary school student.  Expansibility is realized by the expansion of classrooms that blend with the corridor.  Besides to design the elementary school that meet the Child Friendly School standards, the result of this research hope could be considered in advancing the quality of public elementary school education in Depok.