Ada pendapat yang menyatakan bahwa perencanaan pariwisata seharusnya perencanaan terhadap masyarakat lokal dan terhadap wisatawan. Jika pariwisata diharapkan menjadi kekuatan positif bagi kehidupan masyarakat lokal, maka harus ada respon, partisipasi serta dukungan dari masyarakat tersebut. Sebagian besar perencanaan pariwisata untuk mengembangkan daerah dinilai masih kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusianya. Bahkan banyak yang tidak sesuai dengan kapabilitas sumber daya manusia setempat, sehingga masyarakat lokal sulit untuk berperan serta dalam kegiatan pariwisata tersebut, akibatnya manfaat kegiatan pariwisata sedikit atau bahkan tidak mereka peroleh.Pengembangan sumber daya manusia pariwisata seringkali dinilai hanya memfokuskan diri pada kebutuhan ketenagakerjaan dari sejumlah perusahaan besar berskala internasional, khususnya dalam bidang perhotelan, sehingga mengabaikan kebutuhan dan peluang ketenagakerjaan pariwisata dalam arti yang lebih luas. Untuk memperluas perspektif pengembangan sumber daya manusia pariwisata di dalam perencanaan pariwisata, maka diusulkan suatu kerangka pikir hubungan tiga elemen yaitu : kebijakan-industri-lokalitas, disertai dengan kebutuhan adanya penelitian dan pengumpulan data. kata kunci : negara berkembang, kesempatan kerja, sumber daya manusia, perencanaan, kebijakan pariwisata.
Copyrights © 2005