Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendetail makna-makna simbolik yang terdapat dalam antologi cerpen-cerpen sufisme danarto dimana pengarang mempunyai pola dan kepekaan dalam memilih latar dan tema dalam karya-karyanya. Hal ini terwujud dikarenakan tema utama yang sering ditampilkan diambil dari fenomena sosial dan budaya Jawa namun juga tradisi kerohanian timur sehingga bentuk-bentuk artistik merupakan perlambangan simbol yang ada di alam semesta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif melalui analisa teks. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa makna-makna simbolik terwujud dalam beberapa antologi cerpen-cerpen sufisme terutama makna simbolik melalui tokoh rintrik dalam antologi cerpen Godlob, tokoh wanita dalam kisah nabi sulaiman pada cerpen kecubung pengasihan, simbol alkitab dalam cerpen Asmaradana, simbol malaikat jibril menurunkan wahyu seperti layang-layang pada cerpen Mereka Toh Tidak Mungkin Menyaring Malaikat, simbol tasawuf dan cerita nabi dalam cerpen Adam Ma’rifat, simbol kematian dalam cerpen Dinding Anak, simbol perhubungan yang harmonis antara manusia dan makhluk lainnya dalam cerpen Gaharu dan simbol ayat-ayat suci dalam cerpen Lempengan-Lempengan Cahaya serta simbol bunga melati pada cerpen Setangkai Melati di Sayap Jibril. Dari hasil penelitin ini disimpulkan bahwa pengarang senantiasa memasukan makna-makna simbolik untuk memperkuat entitas karyanya sebagai karya sastra bercorak sufisme dan penciptaan karya sastra bercorak sufisme merupakan keupayaan untuk mencernakan pengalaman kerohanian yang disebut dengan tazkiyah al-nafs
Copyrights © 2020