Asfiksia neonatorum adalah dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. Asfiksia neonatorum adalah keaadan bayi yang tidak dapat bernafas sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital yang lainnya. Maka dari itu dibutuhkan untuk menangani dan mencegah secara terampil dan sigap dalam resiko terjadinya asfiksia neonatorum ini (Manuaba, 2010)Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia ibu, paritas, riwayat hipertensi dan pola istirahat terhadap kejadian preeklamsia. Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif (Deskriptif Korelatif) dengan Rancangan Crossectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis yang di gunakan adalah Regresi Linear Berganda.Hasil penelitian menunjukkan nilai -T hitung variable Tekanan Darah (X1) sebesar -3,171 -T table (-2,018) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Tekanan Darah (X1) dengan resiko terjadinya Asfiksia Neonatorum (Y). Nilai -T hitung variable Kondisi Berat Lahir Bayi (X2) sebesar -0,281 -thitung (-2,018) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Kondisi Berat Lahir Bayi (X2) dengan resiko terjadinya Asfiksia Neonatorum (Y). Koefisien regresi (R square) sebesar 0,199 artinya hubungan variable bebas dengan resiko terjadinya Asfiksia Neonatorum sebesar ((0,199 x 100) x 100%) = 19,9% sedangkan 80,1% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidan diteliti didalam penelitian ini. Dan dilihat dari hubungan kedua variable independen (X) terhadap variable dependen (Y) dapat disimpulkan bahwa variable Tekanan Darah (X1) lebih dominan terhadap resiko terjadinya Asfiksia Neonatorum (Y) yang dibuktikan dengan nilai -Thitung -Ttabel yaitu -3,171 -2,018.
Copyrights © 2020