IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Vol 2, No 1 (2021): APRIL 2021

Kearifan Lokal Masyarakat Tapanuli Utara sebagai Wahana dalam Membangun Toleransi Umat Beragama

Oloria Malau (Institut Agama Kristen Negeri Tarutung)
Ratna Saragih (Institut Agama Kristen Negeri Tarutung)
Rencan Carisma Marbun (Institut Agama Kristen Negeri Tarutung)
Robinson Simanungkalit (Institut Agama Kristen Negeri Tarutung)
Melinda Siahaan (Institut Agama Kristen Negeri Tarutung)



Article Info

Publish Date
30 Apr 2021

Abstract

The Batak ethnic community consisting of the Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak and Mandailing communities are North Tapanuli people who adhere to Christianity, Catholicism and Islam. The North Tapanuli people inhabit the Tarutung sub-district, Sipoholon sub-district, Siborong-borong district, Pahae Julu district. , Pahae Jae District, Sipahutar District, Pangaribuan District and Garoga District. . With a pluralistic community background consisting of various religions, the people of North Tapanuli can maintain tolerance between religious believers. It is proven that until now there has not been any conflict between religious groups. The purpose of this research is to examine how the North Tapanuli community builds tolerance between religious believers. In addition, what potential does North Tapanuli have that are used in building tolerance. This research uses qualitative research with a phenomenological approach by conducting observations and interviews and literature study is used in this study. The results of this study indicate that Dalihan Na Tolu as the Kinship System of the Batak community is the local wisdom of the North Tapanuli community. This kinship concerns kinship ties with blood ties (one offspring) and marital ties. Local keariophan has the potential to build tolerance between people. This study concludes that the people of North Tapanuli can build tolerance between religious believers because their local wisdom lives and develops in that community and is hereditary.AbstrakMasyarakat Batak di Tapanuli Utara meliputi Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak dan Mandailing yang menganut agama Kristen, Katolik dan Islam. MasyarakatTapanuli Utara mendiami wilayah kecamatan Tarutung, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Siborong-borong, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pahae Jae, KecamatanSipahutar, Kecamatan Pangaribuan dan Kecamatan Garoga. Dengan latar belakang masyarakat majemuk agama, masyarakat Tapanuli Utara dapat memelihara toleransi antarumat beragama.Terbukti sampai saat ini belum ditemui konflik antaruamat beragama. Tujuan penelitian  untuk mengkaji bagaimana masyarakat Tapanuli Utara membangun toleransi antarumat beragama. Selain itu, potensi apa yang dimiliki Tapanuli Utara yang digunakan dalam membangun toleransi. Penelitian ini mengunakan penelitian kualititatif dengan pendekatan fenomenologi dengan melakukan observasi dan wawancara serta studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dalihan na Tolu sebagai sistem kekerabatan masyarakat Batak merupakan kearifan lokal masyarakat Tapanuli Utara. Kekerabatan ini menyangkut hubungan kekeluargaan beradasrakan ikatan darah (satu keturunan) dan ikatan perkawinan. Kearifan lokal memiliki potensi dalam membangun toleransi antarumat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat Tapanuli Utara dapat membangun toleransi antarumat beragama dikarenakan kearifan lokal yang dimiliki mereka hidup dan berkembang di masyarakat tesebut dan secara turun-menurun. 

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

immanuel

Publisher

Subject

Religion Education

Description

IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi dan pendidikan agama Kristen, dengan nomor ISSN: 2721-432X (online), ISSN: 2721-6020 (print), yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara, Medan. Focus dan Scope penelitian IMMANUEL ...