Kontrasepsi hormonal pil dan suntik merupakan metode kontrasepsi populer di Indonesia, namun memiliki dropout rate tertinggi akibat efek samping penggunaannya. Biji pepaya diduga memiliki senyawa antifertilitas sebagai kontrasepsi alternatif dengan efek samping yang relatif lebih ringan. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol biji pepaya terhadap jumlah sel epitel mukosa tuba fallopii tikus putih betina. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019-Januari 2020 menggunakan desain true experimental dengan Randomised Post Test Only Control Group Design. Sampel penelitian menggunakan tikus putih betina sejumlah 32 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu: kelompok kontrol (tanpa pemberian ekstrak biji pepaya), perlakuan 1 (0,1mg/g BB), perlakuan 2 (0,2mg/g BB), dan perlakuan 3 (0,3mg/g BB). Perlakuan diberikan selama 20 hari, pada hari ke-21 tikus diterminasi pada fase proestrus lalu dilakukan pemeriksaan histopatologi tuba fallopii dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin yang diamati dengan mikroskop Dot Slide Olympus BX 51 pembesaran 400x dengan aplikasi Olyvia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktur dan jumlah sel epitel mukosa tuba fallopii pada setiap kelompok perlakuan seiring dengan peningkatan dosis pemberian. Kesimpulan penelitian adalah ekstrak etanol biji pepaya berpengaruh menurunkan jumlah sel epitel mukosa tuba fallopii dengan dosis optimal pada kelompok perlakuan 3, namun analisis statistik belum menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0.05).Â
Copyrights © 0000