Pemasangan batu bata secara umum dilakukan dengan konvensional. Hal ini karena kemahiran tukang (batu) pada umumnya diperoleh secara belajar sendiri (autodidact) tanpa adanya kursus tukang (pelatihan) atau yang dari semula berperan sebagai pekerja (bantu) lalu memberanikan diri menjadi Tukang (batu) dengan modal melihat dan mencoba. Permasalahan yang sering muncul adalah kualitas pemasangan tidak rapi, efektivitas waktu yang tidak maksimal serta efisiensi campuran yang banyak terbuang. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengarahan dan pelatihan serta pendampingan penggunaan alat bantu guna mendukung kualitas pasangan menjadi rapi, efektivitas pemasangan yang makin meningkat volumenya, serta optimalisasi campuran agar tidak terbuang. Sehingga kompetensi menjadi meningkat, dan volume pekerjaan juga meningkat.
Copyrights © 2021