Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT)
Vol 3 (2020): PProsiding Seminar Nasional Ketiga Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Tekno

Menemukan Nilai-nilai Kesetaraan Jender dibalik Metafora Simbolik Rumah Adat “Tongkonan”dan Lumbung “Alang” Toraja

Johana R. Tangirerung (Program Studi Teologi, Fakultas Teologi UKI- Toraja, Sulawesi Selatan)
Selvi Panggua (Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UKI- Toraja, Sulawesi Selatan)
Dina Gasong (Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UKI- Toraja, Sulawesi Selatan)



Article Info

Publish Date
01 Oct 2020

Abstract

Kesetaraan jender sesungguhnya amanah dari setiap agama dan budaya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesetaraan jender dalam masyarakat masih sulit terwujud. Perempuan masih mengalami hambatan tersembunyi dalam masyarakat. Keberadaan tersebut dapat terlihat melalui metafora, dan simbol. Pada satu sisi metafora dan simbol dapat merefleksikan ketidaksetaraan tersebut, namun pada ada sisi lain dapat menjadi media pengungkapan nilai-nilai kesetaraan. Budaya Toraja memiliki metafora yang menyimbolkan atau mengartikan kesetaraan. Budaya Toraja memiliki beragam bentuk metafora dan simbol kesetaraan. Penelitian ini bertujuan menemukan nilai-nilai kesetaraan jender dalam simbol dan metafora budaya dan maknanya dalam kehidupan masyarakat Toraja. Rumah adat Toraja dan lumbung misalnya adalah salah satu simbol penting, karena merupakan metafora simbolik pusat kehidupan. Seluruh proses hidup dan ritus kehidupan dilaksanakan dalam sebuah tongkonan, di mana rumah adat dan lumbung dibangun. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa terdapat kesetaraan jender dalam budaya Toraja yang disimbolkan oleh rumah adat Toraja dan lumbung. Rumah adat Toraja adalah simbol perempuan, di mana setiap anak dilahirkan dan lumbung merupakan simbol kesejahteraan material yang tersimban dilumbung, yang diusahakan oleh laki-laki. Sebagai simbol kesetaraan keduanya selalu ada dalam setiap tongkonan, sekaligus mencerminkan fungsi tersebut dalam kehidupan masyarakat Toraja. Penelitian ini menggunakan metode qualitative descrptive. Peneliti menjadi key instrument dengan menggunakan teknik obervasi langsung dan open-ended interview. Pembahasan dan analisis dilakukan dengan memakai bantuan pendekatan analisis interpretatif terhadap simbol dan metafora tersebut.

Copyrights © 2020