Pemangkasan pada tanaman teh yang dilakukan di kebun teh produktif menyebabkan sebagian besar atau secara keseluruhan organ fotosintesis tanaman hilang dan diperlukan waktu sekitar 2-3 bulan utuk tumbuh kembali. Pemangkasan dilakukan dengan jenis dan tinggi pangkasan yang bervariasi. Penambahan sitokinin benzil amino purine (BAP) dan giberelin (GA) diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan pucuk setelah dipangkas. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pemangkasan serta aplikasi BAP dan GA terhadap pertumbuhan dan hasil pucuk teh. Percobaan dilaksanakan kebun percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung bulan Agustus 2017-Oktober 2018 menggunakan rancangan split-split plot terdiri dari jenis pemangkasan (pemangkasan bersih dan pemangkasan ajir) sebagai petak utama, tinggi pangkasan sebagai anak petak (40 cm, 50 cm, dan 60 cm), aplikasi BAP dan GA sebagai anak-anak petak (0 ppm, 60 ppm BAP, 50 ppm GA, 60 ppm BAP+ 50 ppm GA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan bersih dan 60 ppm BAP + 50 ppm GA menghasilkan pertumbuhan terbaik pada tinggi tunas. Tinggi pangkasan 60 cm dan 60 ppm BAP menunjukkan indeks klorofil daun tertinggi bulan ke-3 sebesar 91.58 (lebih tinggi daripada hasil penelitian sebelumnya yaitu 62.5-75.28), sedangkan tinggi pangkasan 60 cm dan 60 ppm BAP + 50 ppm GA memberikan bobot basah pucuk per perdu tertinggi pada pemetikan produksi. Secara tunggal, tinggi pangkasan 50 cm menurunkan jumlah pucuk burung serta 50 ppm GA mempersingkat lamanya masa dormansi pucuk menjadi 22 hari. Kata kunci: dormansi pucuk, pucuk burung, teh produktif
Copyrights © 2021