Jurnal Kebidanan
VOLUME 12. No.01, JUNI 2020

HUBUNGAN KEJADIAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 24-59 BULAN DI DESA WANGEN POLANHARJO KLATEN

Anna Uswatun Qoyyimah (Prodi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten)
Lilik Hartati (Prodi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten)
Siska Amyranda Fitriani (Prodi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten)



Article Info

Publish Date
14 Jun 2020

Abstract

ABSTRAKStunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) sehaingga anak terlalu pendek untuk seusianya, tetapi baru nampak setelah anak usia 2 tahun. Angka kejadian stunting di Indonesia cukup tinggi yaitu 30,8% (11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek). Dampak dari stunting sendiri salah satunya yaitu penurunan perkembangan kognitif, motorik, dan kemampuan berbicara, sehingga diperlukannyaa deteksi dini perawakan pendek pada anak  agar diberi intervensi secepatnyaJenis penelitian ini menggunakan metode korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita stunting  usia 24-59 bulan di Desa Wangen Polanharjo periode Maret 2020.  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 30 balita stunting usia 24-59 bulan di Desa Wangen Polanharjo. Hasil penelitian menunjukkan balita stunting  dengan kategori pendek 23 anak (77%) dengan perkembangan sesuai 11 anak (36,6%), meragukan 11 anak (36,6%), dan penyimpangan 1 anak (0,3%). Sedangkan balita stunting dengan kategori sangat pendek yaitu 7 anak (23%) menunjukkan perkembangan sesuai 1 anak (0,3%), meragukan 3 anak (1,0%),  dan penyimpangan 4 anak (13,3%).  Simpulan dalam penelitian ini adalah  ada hubungan kejadian stunting dengan perkembangan anak usia 23-59 bulan di Desa Wangen Polanharjo dengan nilai p=0,024(p<0,05). Kata Kunci : Stunting, Perkembangan Anak                     EVENT RELATIONSHIP STUNTING WITH THE DEVELOPMENT OF CHILDREN AGED 24-59 MONTHS IN WANGEN VILLAGE POLANHARJOABSTRACTStunting is a condition of failing to grow in a toddler (under five years) child so is too short for his age, but only appears after two years of age.  Indonesia's stunting rate is quite high which is 30.8% (11.5% very short and 19.3% short). The impact of its own stunting is the decline in cognitive development, motor, and speech ability, so that the introduction of early detection of short stature in children to be intervened immediately. This type of research uses a correlation method. The population in this study was stunting the whole toddler aged 24-59 months in the village of Wangen Polanharjo on the period of March 2020.  Sampling techniques in this study used total sampling techniques with a sample number of 30 toddlers stunting age 24-59 months in the village of Wangen Polanharjo. The results showed toddlers stunting with a short category of 23 children (77%) With the corresponding development 11 children (36.6%), doubtful 11 children (36.6%), and deviation of 1 child (0.3%). The toddler stunting with very short category is 7 children (23%) Shows the development According to 1 child (0.3%), doubtful 3 children (1.0%), and deviations of 4 children (13.3%). The conclusion In this study was that there was a stunting incident with the development of children aged 23-59 months in the village of Wangen Polanharjo with a value of p = 0.024 (p < 0.05). Keywords : Stunting, Child development 

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

jkeb

Publisher

Subject

Biochemistry, Genetics & Molecular Biology

Description

ABSTRAK Latar Belakang : Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses ini dimulai segera plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2009). Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah melahirkan, dimana fungsinya ...