Kultivasi
Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Kultivasi

Peningkatan pertumbuhan tunas kunyit putih pada perbanyakan in vitro melalui aplikasi berbagai jenis dan konsentrasi sitokinin

Murgayanti Murgayanti (Faperta Unpad)
Fatilla Nur Ramadhanti (unpad)
Sumadi Sumadi (faperta Unpad)



Article Info

Publish Date
29 Dec 2020

Abstract

SariKunyit putih (Kaempferia rotunda L.) merupakan tanaman obat yang bermanfaat dan perlu dibudidayakan lebih luas, namun terkendala oleh penyediaan bibit bermutu yang terbatas sehingga menjadi langka. Perbanyakan tanaman dengan cara konvensional memerlukan bibit bermutu dalam jumlah dan waktu yang lama, sedangkan ketersediaan benih masih terbatas. Perbanyakan secara in vitro dapat mengatasi kelangkaan bibit kunyit putih yang bermutu tinggi dalam jumlah besar dan bebas patogen. Ketersediaan bibit unggul yang dihasilkan secara in vitro bergantung pada jenis dan konsentrasi sitokinin yang ditambahkan pada media kultur. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan jenis dan konsentrasi sitokinin yang paling baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan tunas kunyit putih secara in vitro. Percobaan dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran yang berlangsung pada bulan Agustus 2019 – April 2020. Bahan tanam berasal dari tunas rimpang yang berukuran ±0,5 – 1,0 cm. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap 10 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Media yang digunakan adalah Murashige and Skoog dengan 10 perlakuan yang diuji yaitu tanpa penambahan sitokinin, penambahan jenis sitokinin Benzil Amino Purine, 2-Isopenteniladenina  konsentrasi 1,5; 3,0; dan 4,5 ppm dan Thidiazuron  konsentrasi 0,15; 0,30; dan 0,45 ppm. Hasil percobaan menunjukkan terdapat pengaruh yang berbeda dalam memacu dan merangsang pemunculan jumlah tunas, tinggi tanaman, dan panjang akar pada tunas kunyit putih secara in vitro. Pemberian 0,45 ppm Thidiazuron memberikan pengaruh terbaik dalam menghasilkan jumlah tunas.Kata Kunci: Tunas Rimpang, Perbanyakan, Kaempferia rotunda, Sitokinin Abstract White turmeric (Kaempferia rotunda L.) is useful medicinal plant and need to be cultivated more widely, but is constrained by the supply of limited high quality seeds.  In vitro propagation can overcome the scarcity of high quality white turmeric seeds in large quantities and pathogens free. Availability of superior seeds produced in vitro depends on the type and concentration of cytokinin added to the culture media. The aim of this research was to determine type and concentration of cytokinins that give the best effect on the growth of white turmeric shoots in vitro culture. The experiment was conducted at Tissue Culture Laboratory of Agriculture, Universitas Padjadjaran from August 2019 to April 2020. The planting material was derived from rhizome buds measuring ±0.5 - 1.0 cm. The experimental design was Completely Randomized Design by 10 treatments with 3 replications. Medium used Murashige and Skoog with 10 treatments: no cytokinin addition, the addition of cytokinin Benzyl Amino Purine, 2-Isopenteniladenina  concentrations 1.5; 3.0; and 4.5 ppm and Thidiazuron  concentrations 0.15; 0.30; and 0.45 ppm. The results showed that there were different effect in stimulating the appearance number of shoots, plant height, and root length in multiplication of white turmeric in vitro. The treatment of Thidiazuron 0.45 ppm was the best treatment on number of shoots.Keywords : Rhizome buds, Multiplication, Kaempferia rotunda, Cytokinin

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

Kultivasi

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di ...