Artikel ini membahas perubahan paradigma dalam kajian bahasa. Persoalan yang dibicarakan adalah (i) perubahan paradigma apa saja yang telah terjadi dalam kajian bahasa selama ini dan (ii) apa ciri dari setiap paradigma. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, digunakan teori paradigma dari Thomas Khun (1989) dan Harimurti Kridalaksana (1993). Kajian ini dilakukan melalui studi pustaka. Dari studi pustaka, diketahui bahwa sekurang-kurangnya telah terjadi empat ragam perubahan paradigma dalam kajian bahasa, yaitu paradigma filsafat, paradigma historis, paradigma formal, dan paradigma fungsional. Paradigma filsafat dalam kajian bahasa berkembang sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Pada masa itu kajian bahasa masih merupakan bagian dari filsafat. Paradigma historis mendominasi pengkajian bahasa pada abad ke-19. Penelitian bahasa berparadigma historis dilakukan dengan membandingkan unsur-unsur dalam dua bahasa atau lebih yang dipandang sekerabat untuk menyusun kaidah perubahan-perubahan yang terjadi. Paradigma formal berkembang selama abad ke-20. Ciri penting dari paradigma formal adalah bahasa diteliti dari struktur internalnya dalam kurun waktu tertentu. Paradigma fungsional dalam kajian bahasa mulai berkembang pada menjelang abad ke-21. Paradigma fungsional berpandangan bahwa penggunaan bahasa itu tidak semata-mata berhubungan dengan faktor-faktor internal (di dalam) bahasa, tetapi juga berkaitan dengan faktor-faktor eksternal (di luar) bahasa.
Copyrights © 2021