Layanan kesehatan di wilayah Kepulauan Karimunjawa masih belum merata sebab lokasi puskesmas utama yang berada di pusat kepulauan membuat masyarakat harus berlayar menuju pulau karimunjawa untuk mendapat layanan. Dalam seminggu hanya terdapat satu kapal menuju pulau karimunjawa yang berlayar sesuai dengan jam buka puskesmas. Hal ini mengakibatkan masyarakat luar pulau karimunjawa harus mengeluarkan biaya untuk menyewa kapal apabila sakit diluar jadwal tersebut. Untuk pemerataan layanan kesehatan, dibutuhkan analisis terhadap perencanaan layanan kesehatan. Pengadaan layanan kesehatan apung dianggap paling sesuai dengan kondisi geografis Kepulauan Karimunjawa. Studi ini bertujuan merencanakan desain konseptual layanan kesehatan apung dan menganalisis pola operasi optimal untuk wilayah Kepulauan Karimunjawa. Terdapat 2 skenario yang dikembangkan untuk layanan kesehatan, yaitu layanan kesehatan apung keliling pada skenario 1 serta layanan kesehatan apung diam pada skenario 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa layanan kesehatan keliling pada skenario 1 menghasilkan total biaya minimal sebesar Rp 1.849 juta per tahun untuk 1 layanan kesehatan apung keliling, dengan frekuensi sebanyak 69 kali/tahun dan total jarak tempuh 52,35 nm. Kapal yang dipakai merupakan kapal LCT dengan ukuran panjang (Lpp) 25,43 m, lebar (B) 6,82 m, tinggi (H) 2,73 m, dan sarat (T) 1,36 m.
Copyrights © 2021