Masalah gizi yang banyak terjadi di Negara berkembang adalah stunting. Pendek (stunting) pada balita disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan dalam jangka waktu lama. Wilayah pedesaan memiliki prevalensi stunting yang lebih tinggi daripada perkotaan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan konsumsi energy dan protein balita stunting usia 24-59 bulan di pedesaan dan perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu anak balita usia 24-59 bulan di Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang dan Kelurahan Labuh Baru Barat Puskesmas Payung Sekaki dengan jumlah yang masing-masing berjumlah 93 orang. Instrument yang digunakan adalah food recall 24 jam. Hasil Penelitian menunjukkan di pedesaan sebanyak 89 balita (95.7%) konsumsi energinya kurang dan 88 orang (94.6%) konsumsi proteinnya kurang. Di wilayah perkotaan sebanyak 70 balita (75.3) konsumsi energy kurang dan sebanyak 75 balita (80.6) konsumsi proteinnya kurang. Rata-rata konsumsi energi balita stunting di pedasaan adalah 84 kkal, sedangkan di perkotaan 103kkal. Berdasarkan uji mann-whitney terdapat perbedaan asupan energy di pedesaan dan perkotaan (p-value = 0.000) dan perbedaan konsumsi protein di pedesaan dan perkotaan (p-value 0.004). Terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein balita usia 24-59 bulan di pedesaan dan perkotaan.
Copyrights © 2021