Tulisan ini bermaksud mengungkap kehidupan eksil Indonesia di Eropa dalam cerpen “Asmara dan Kematian di Perbatasan Tiga Negara” karya Martin Aleida. Adapun teori yang digunakan ialah teori pengkajian fiksi menurut Robert Stanton melalui konsep alur, relasi antar tokoh dan penggambaran latar geografi dan suasana Eropa. Data penelitian bersumber dari kata, klausa, dan kalimat-kalimat dalam cerpen baik narasi maupun dialog. Berdasarkan proses analisis diketahui bahwa cerita menggunakan alur masa kini-masa lalu-masa kini. Urutan waktu dan peristiwa demikian merepresentasikan kehidupan tragis dari para tokoh eksil. Mereka kehilangan identitas kewarganegaraan dan tercerabut dari budaya asalnya. Para tokoh pun selalu diliputi rasa cemas dan takut terutama ketika berhadapan dengan polisi dan hukum yang berlaku. Strategi bertahan hidup yang dilakukan ialah dengan berkelompok, menikah atau berpacaran, dengan sesama eksil sehingga relasi antar tokoh didasarkan pada semangat senasib sepenanggungan, rasa cinta dan prinsip kerja sama. Selain itu, latar hidupnya cenderung menghindari tempat-tempat ramai dan memilih kota-kota kecil seperti kota Aachen di Jerman serta kawasan-kawasan perbatasan negara yang berupa hutan-hutan. Impian dari para eksil ialah kembali memperoleh identitas sebagai warga negara Indonesia.
Copyrights © 2020