AbstrakPembangunan PLTU II di Indramayu menyebabkan berkurangnya lahan pertanian terutama lahan persawahan karena adanya alih fungsi lahan. Salah satu upaya pembekalan dan pemberdayaan yang diberikan pada warga terdampak proyek yaitu dengan melakukan peningkatan ekonomi di bidang agribisnis salah satu caranya adalah dengan budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram kelompok “Kepuh Makmur” telah beroperasi selama 3 bulan dan telah melakukan proses budidaya, pemanenan, dan pemasaran. Proses evaluasi perlu dilakukan untuk melihat budidaya jamur tiram ini sebagai sebuah bisnis yang berkelanjutan bukan dilihat hanya sebagai program hibah. Pengumpulan data dalam kegiatan ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha budidaya meliputi aspek pasar dan pemasaran; aspek teknis dan produksi; aspek organisasi dan manajemen; aspek keuangan : payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan profitability index (PI). Aspek pasar, aspek teknis, dan aspek organisasi Kepuh Makmur dinilai sudah cukup layak untuk menjalankan usaha budidaya jamur tiram. Namun aspek keuangan masih belum layak, berdasarkan analisis cash flow dengan jumlah baglog 5000 buah selama 3 bulan terjadi minus dimana pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan. Agar usaha budidaya jamur tiram layak dijalankan sebagai bisnis yang berkelanjutan, jumlah minimal baglog dalam satu kali musim panen minimal 9000 buah baglog dan produktivitas hasil panen ditingkatkan. Hasil analisis kriteria kelayakan investasinya meliputi PBP di 2 tahun 5 bulan, NPV positif di Rp 4.756.750, IRR 23,5%, dan PI 1,07 kali.
Copyrights © 2020