Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran problem posing, 2) kemampuan komunikasi matematis siswa yang tidak menerapkan model pembelajaran problem posing, dan 3) apakah ada perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran problem posing dengan yang tidak menerapkan model pembelajaran problem posing. Jenis penelitian yaitu quasi experiment dengan desain non equivalent control group design. Populasinya mencakup siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa yang terdiri dari 16 kelas kemudian dilakukan penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing berada pada kategori sangat tinggi yaitu 78,77, sedangkan yang tidak menggunakan model pembelajaran problem posing berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 73,12. Selanjutnya, hasil analisis inferensial dengan menggunakan uji t disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran problem posing dengan yang tidak menerapkan model pembelajaran problem posing. Karena dengan model pembelajaran problem posing menekankan peserta didik untuk mengajukan permasalahan ataupun soal berdasarkan situasi yang diberikan dengan begitu kemampuan komunikasi peserta didik salah satunya dalam hal mengajukan pendapatnya semakin meningkat sehingga mereka lebih percaya diri akan kemampuan berbicaranya di depan umum.
Copyrights © 2021