Jurnal Matematika & Sains
Vol 17, No 3 (2012)

Kristal Biru 2,3 dimetil-N-fenilalanin (DNF) Hasil Interaksi Kimia Padatan Asam Mefenamat dengan Asam Oksalat

Ilma Nugrahani ( Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung)
Slamet Ibrahim ( Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung)
Dea Dwi Puspita ( Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung)



Article Info

Publish Date
04 Jul 2013

Abstract

Salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisikokimia suatu bahan aktif farmasi adalah dengan memanfaatkan reaksi kimia, seperti penggaraman dan pembentukan kompleks, atau interaksi fisika, seperti pembuatan dispersi padat yang memanfaatkan campuran eutektikum dan peritektikum, atau pembentukan persenyawaan molekular yang biasa dikenal dengan istilah ko-kristal. Asam mefenamat, suatu obat anti inflamasi non-steroid turunan N-fenil asam antranilat memiliki sifat praktis tidak larut dalam air. Kelarutan dan ketersediaan hayati obat tersebut rendah. Penelitian ini bertujuan mengamati interaksi fisika antara asam mefenamat dengan asam oksalat. Kedua senyawa tersebut memiliki gugus-gugus sinton yang dapat mendasari ikatan hidrogen dan diharapkan dapat membentuk suatu interaksi fisika dan meningkatkan kelarutan dari asam mefenamat. Fenomena interaksi diamati dengan teknik analisis termal Differential Scanning Calorimetry (DSC),  teknik difraksi dengan sinar X serbuk/Powder X-Ray Diffractometer (PXRD), dan analisis kristal tunggal menggunakan difraksi sinar X kristal tunggal/Single Crystal X-Ray Diffractometer (SCXRD). Analisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi/High Performance Liquid Chromatography (HPLC) digunakan untuk melengkapi data identifikasi dan karakterisasi kemungkinan terbentuknya suatu struktur kimia yang baru. Termogram leburan asam mefenamat : asam oksalat dengan perbandingan molar (3:7) menunjukkan puncak endotermik yang berbeda dari campuran fisiknya. Pengamatan organoleptik menunjukkan bahwa rekristalisasi dari leburan pada perbandingan tersebut menghasilkan suatu habit kristal baru berbentuk jarum dengan warna biru. Perubahan termogram DSC dari hasil leburan mengindikasikan terjadinya interaksi pada campuran tersebut. Difraktogram PXRD hasil leburan menunjukkan puncak-puncak difraksi baru pada 2θ : 7,5; 12,5; 17,5; 19, and 24ᵒ. Analisis struktur menggunakan SCXRD mengindikasikan terbentuknya struktur molekul senyawa padatan baru. Senyawa tersebut merupakan suatu struktur asam mefenamat yang kehilangan gugus karboksilat dengan rumus kimia C14H15N dengan nama kimia 2,3 dimetil-N-fenilalanin (DNF). Analisis HPLC menggunakan fase diam ODS C-18 dan fase gerak methanol:aquabidest:asetonitril (11:6:3) dan detektor UV 279 nm menunjukkan bahwa senyawa baru tersebut memiliki sifat kurang polar dengan puncak waktu retensi pada 9,59 menit dibandingkan dengan asam mefenamat yang memiliki puncak waktu retensi 7,56 menit. Dari keseluruhan hasil analisis, disimpulkan bahwa telah terjadi reaksi kimia dalam keadaan padat antara asam mefenamat dengan asam oksalat setelah peleburan. Pada pembentukan DNF, asam oksalat diperkirakan bertindak sebagai katalis pelepasan gugus karboksilat asam mefenamat yang terjadi setelah kedua senyawa dilebur bersama. Kata kunci : Asam mefenamat, Asam oksalat, Interaksi kimia padatan, 2,3 dimetil-N-fenilalanin (DNF).   Blue Crystal 2,3 dimethyl-N-phenylalanin (DNP) as Solid Chemical Interaction of Mefenamic Acid with Oxalic Acid Abstract One of technique to improve physicochemical properties of a solid active pharmaceutical ingredient is to utilize the chemical reaction ie salt formation and complexation; and physical interaction phenomena, ie solid dispersion base on eutecticum or periteticum solid mixture, or molecular compounds formation commonly known as the co-crystal. Mefenamic acid, a non-steroidal anti-inflammatory drug N-phenyl derivative antranilic acid, is insoluble in water. This active ingredient has low solubility in water and low bioavailability. The purpose of this research is to study physical interaction between mefenamic acid with oxalic acid, both of which have alleged xynthone which cold form hydrogen bonds as the basic for the physical interaction. The interaction was observed using Differential Scanning Calorimetry (DSC), diffractometry  with Powder X-Ray Diffractometer (PXRD), single crystal analyzed using Single Crystal X-Ray Diffractometer (SCXRD), and detection of new entity with High Performance Liquid Chromatography (HPLC). The experimental results showed that the fusion melted of mefenamic acid: oxalic acid in the molar ratio (3:7) resulted in a blue needle crystal, same residues of mefenamic acid and oxalic acid. DSC analysis showed the changes of the thermogram which indicated the interaction between the fusioned mixture. Next, PXRD analysis results showed new diffraction peaks at 2θ : 7,5; 12,5; 17,5; 19, and 24ᵒ.  Further analysis of the single crystal structure using SCXRD identified that blue crystal consists a new chemical and crystal  structure similar to the loss of mefenamic acid carboxylate groups. The compound is C14H15N with a chemical name of 2.3 dimethyl-N-phenylalanine (DNP). HPLC analysis using ODS stationary phase C-18 and a mobile phase of methanol: aquabidest: acetonitrile (11:6:3) and a 279 nm UV detector showed that the new compounds is less polar with the retention time of 9.59 minutes compared to mefenamic acid with peak retention at  7.56 minutes. All of the results proved that chemical interaction occured between the solid phases after co-melting. During the DNP formation, oxalic acid might has function as a catalyst for the release of mefenamic acid carboxylate groups after the melting fusion. Keywords: Mefenamic acid, Oxalic acid, Solids chemical interaction, 2,3 dimethyl-N-phenylalanine (DNP).

Copyrights © 2012