Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pemajemukan kata benda dalam bahasa Jepang dan bahasa Bugis, serta menuliskan kaidah pemajemukannya dengan menggunakan analisis kontrastif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bahasa Jepang, nomina dapat berupa morfem bebas dan dapat pula berupa morfem terikat, jika terjadi perubahan bunyi alomorf dan jika terdiri dari dua morfem terikat. Dilain pihak, dalam bahasa Bugis, nomina merupakan morfem bebas yang dapat berubah menjadi morfem terikat jika mengalami afiksasi; Proses pemajemukan verba dalam bahasa Jepang jika berada pada posisi depan akan mengalami perubahan dan berindikasi menjadi nomina, sedangkan saat berada pada posisi akhir, dapat menjadi dua perubahan dengan ketentuan yang berlaku, yaitu jika mengalami perubahan dapat berindikasi menjadi kata benda, dan jika tidak mengalami perubahan, maka tetap menjadi kata kerja. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk nomina. Dilain pihak, dalam bahasa Bugis, verba dapat berubah menjadi nomina jika terjadi afiksasi, begitupun sebaliknya; Dalam proses pemajemukan kata sifat bahasa Jepang, morfem dapat mengalami bunyi alomorf jika berada pada posisi belakang, dan dapat meleburkan ekor jika berada pada posisi depan. Dilain pihak, dalam bahasa Bugis, kata sifat berupa morfem bebas dan dapat berubah menjadi morfem terikat jika mengalami afiksasi.
Copyrights © 2020