Seni jaranan merupakan kesenian yang berasal dan berkembang di Kediri. Di masa modern seperti saat ini, sebagai usaha pelestarian dan pengembangan diperlukan fasilitas yang dapat mewadahi seluruh kegiatan seni jaranan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif dengan pendekatan rancang yang berbasis pengelompokan fakta-fakta yang ada tentang bangunan tersebut beserta issue permasalahan yang mungkin muncul, lalu tindak lanjut atau solusi dari permasalahan tersebut sehingga dapat terwujud konsep bangunan yang dirancang. Lokasi yang dipilih berada di Jl. Erlangga Tugurejo kabupaten Kediri, dengan luas ± 4.5Ha. Fasilitas utama komplek ini berupa gedung pertunjukan indoor dan amphitheater, fasilitas penunjang berupa sentra kuliner, guest house dan retail penjualan, serta dilengkapi gedung pengelola dan gedung servis. Tema yang dipilih yaitu arsitektur simbolis, dengan konsep makro Representatif, konsep mikro tatanan lahan Adaptif, konsep mikro bentuk Ekspresif, konsep mikro ruang Fungsional. Konsep mikro tatanan lahan diwujudkan dengan cara menciptakan sebuah tatanan lahan yang mengadaptasi bentuk lengkungan dari atribut anyaman bambu yang berbentuk seperti kuda penari jaranan namun tetap menggunakan sirkulasi yang luas dan menjangkau seluruh bangunan agar mudah diakses pengunjung. Konsep mikro bentuk diterapkan dengan cara menciptakan sebuah bangunan yang mengambil ekspresi dari nilai-nilai yang ada dalam kesenian jaranan hal itu diaplikasikan pada atap gedung pertunjukan indoor dan sentra kuliner yang didesain meliuk seperti selendang penari jaranan. Untuk penerapan konsep mikro ruang yaitu dengan penataan ruang sesuai dengan fungsi masing-masing setiap bangunan secara optimal seperti bentuk ruang yang menyesuaikan bentuk dan fungsi bangunan tersebut yang didesain modern dengan penambahan material alami untuk memberikan kesan etnik. Kata Kunci: Arsitektur Simbolis, Kediri, Seni Jaranan..
Copyrights © 2022