JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 1 No 1 (2022): Januari

Penerapan Perangkap Nyamuk Sederhana Dalam Memberantas Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Semarang

Dini Saraswati (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Eka Ulyati (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Nila Okta (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Netty Ami (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Efa Khasanah (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Eza Yunas Restiawan (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Anna Nailis (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Ummi Hani (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang)
Irfanul Chakim (Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang)



Article Info

Publish Date
29 Jan 2022

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan hasil survey dan wawancara pada tokoh masyarakat dan tokoh agama serta warga Kelurahan Rowosari masalah kesehatan yang dihadapi yaitu angka bebas jentik di wilayah kelurahan rowosari masih rendah yaitu 75%. Hal ini kemudian menjadikan kelurahan rowosari menjadi salah satu kelurahan dengan angka kejadian tertinggi di kota Semarang. Tujuan: Tujuan dari pengabdian ini yaitu untuk memberikan informasi dan kemampuan kepada masyarakat kelurahan Rowosari agar dapat memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dengue di lingkungan sekitarnya. Metode: Pengabdian masyarakat menggunakan 3 metode pendekatan  yaitu; penyuluhan cara penularan dan pencegahan DBD, pelatihan cara pembuatan ovitrap sederhana dan pelatihan cara pembuatan dan penggunaan alat penyedot larva sederhana.  Hasil: Penyuluhan di SDN Rowosari 01 didapatkan bahwa dari 57 responden sesudah diadakan penyuluhan mempunyai pengetahuan baik tentang DBD yaitu sebanyak 36 responden (63,2%). Selain itu, penyuluhan di MI Miftahul Ulum 02 didapatkan bahwa dari 36 responden sesudah diadakan penyuluhan mempunyai pengetahuan baik tentang DBD yaitu sebanyak 20 responden (55,6%). Dari 22 responden sesudah diadakan pelatihan mempunyai pengetahuan baik tentang pembuatan ovitrap dan alat penyedot larva yaitu sebanyak 16 responden (72,7%). Nilai perhitungan statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dan pelatihan. Kesimpulan: Masyarakat telah terbukti mampu membuat secara mandiri ovitrap dan alat penyedot larva sederhana yang dapat di aplikasikan dalam skala rumah tangga. Rekomendasi pengabdi terhadap masyarakat sekitar yaitu masyarakat harus lebih sadar untuk ikut serta dalam menyelesaiakan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Kata kunci: DBD, ovitrap, penyedot larva, pencegahan, Rowosari, Semarang _________________________________________________________________________________________ Abstract Background: Based on the results of surveys and interviews with community and religious leaders as well as residents of the Rowosari Village, the health problem faced is the larva-free rate in the Rowosari village area, which is still low at 75%. This then makes Rowosari village one of the villages with the highest incidence rate in the city of Semarang.  Objective: The purpose of this service is to provide information and capabilities to the Rowosari sub-district community so that they can eradicate mosquitoes that cause dengue hemorrhagic fever in the surrounding environment. Methods: Community service uses 3 approaches, namely; counseling on methods of transmission and prevention of DHF, training on how to make a simple ovitrap, and training on how to manufacture and use a simple larva suction device. Results: Counseling at SDN Rowosari 01 found that from 57 respondents after the counseling had good knowledge about DHF, as many as 36 respondents (63.2%). In addition, counseling at MI Miftahul Ulum 02 found that of 36 respondents after the counseling had good knowledge about DHF, as many as 20 respondents (55.6%). Of the 22 respondents after the training had good knowledge about the manufacture of ovitrap and larva suction devices, as many as 16 respondents (72.7%). The value of statistical calculations shows that there are differences in the level of knowledge before and after counseling and training. Conclusion: The community has been proven to be able to independently make ovitraps and simple larva suction devices that can be applied at a household scale. The recommendation for the service to the surrounding community is that the community must be more aware to participate in solving health problems in their environment. Keywords:  DHF, ovitrap, larva suction, Prevention, Rowosari, Semarang

Copyrights © 2022






Journal Info

Abbrev

jipmi

Publisher

Subject

Humanities Education Health Professions Public Health Social Sciences

Description

Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Indonesia (JIPMI) mewadahi publikasi kegiatan pengabdian masyarakat dan temuan inovasi teknologi terapan diutamakan yang berhubungan dengan bidang ...