Gaya hidup sedentary meningkatkan angka mordibitas dan mortalitas, saat ini masyarakat cenderung untuk malas bergerak atau berjalan, hal ini dapat dilihat dari tingkat kebugaran yang dimiliki (Lontoh et al., 2020). Kebugaran Jasmani dapat dinilai berdasarkan Kecepatan Ambilan Oksigen Maksimal saat melakukan latihan (Legert & Lambert, 1982). Madu merupakan sumber karbohidrat, vitamin dan mineral yang sifatnya low glycemic index sehingga mudah diserap tubuh, sehingga dapat digunakan sebagai pembentuk energi cepat jangka panjang tanpa efek samping. Konsumsi madu dapat memelihara simpanan glikogen otot, menjaga stamina dan mencegah kelelahan lebih lebih awal saat olahraga (Yosef & Shalaby, 2010). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian madu selama latihan aerobik terhadap kecepatan ambilan Oksigen maksimal selama olahraga. Penelitian ini merupakan penelitian perlakuan/eksperimen semu dengan pretest-posttest control group design. Subjek adalah 16 orang, yang dibagi menjadi 2 yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Semua kelompok melakukan latihan aerobik lari selama 30-50 menit, 3 hari dalam sepekan. Penilaian Kecepatan Ambilan Oksigen Maksimal diambil 2 kali yaitu sebelum latihan aerobik dan setelah periode latihan aerobik. Analisis data menggunakan Repeated Anova. Hasil analisis dari perhitungan Repeated annova dari Kecepatan Ambilan Oksigen maksimal (VO2.max) yaitu p-value sebesar 0,04 pada kelompok yang diberikan madu dan p-value sebesar 0,103 pada kelompok kontrol/placebo. Kesimpulan; latihan aerobik dan konsumsi madu dapat meningkatkan kecepatan ambilan O2 maksimal (VO2.max).
Copyrights © 2022