Jumlah pemimpin perempuan di Indonesia berbanding jauh dengan jumlah laki-laki. Baik sebagai presiden, Menteri, Gubernur, misalnya. Faktor yang memengaruhi di antaranya ialah adanya glass ceiling dan budaya patriarki. Dampaknya, kesempatan perempuan untuk dapat maju mengambil posisi top leader management perlu effort yang lebih. Adapun figure perempuan yang berhasil salah satunya ialah Khofifah Indar Parawansah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan gaya komunikasi politik yang dilakukan Khofifah Indar Parawansah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan konstruktivis serta analisis naratif. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa brand identity yang melekat pada Khofiffah tidak terbangun secara instan, namun ada jangka waktu yang cukup jauh untuk bisa mendapatkan reputasi yang baik sehingga brand yang terbangun dalam diri Khofifah bukan hanya sekadar identitas namun juga memiliki simpatisan yang loyal (brand loyality). Khofifah sebagai warga NU sangat aktif terlibat kegiatan rutin berzanji dalam tradisi masyarakat Nahdliyyin. Pendekatan kultural sebagai ketua ketua muslimat NU sejak tahun 2000 hinga kini bisa menyatukan suara jamaah. Dengan memilih pasangan yang pas, yaitu Emil Dardak yang berasal dari partai Demokrat tentu menjadi penguat. Begitu juga dengan gaya komunikasi yang santun dan mendidik seperti seorang guru menjadi figure teladan bagi masyarakat Jawa Timur.
Copyrights © 2022