Histopatologi dapat memberikan gambaran perubahan atau kelainan pada level jaringan. Parameter utama pada penelitian ini adalah histopatologi insang, kulit, dan otot. Penelitian menggunakan dua kontrol yaitu kontrol normal (tanpa infeksi dan tanpa perlakuan daun pepaya) dan kontrol infeksi (tanpa paparan larutan daun pepaya). Lima perlakuan yang digunakan yaitu pengobatan dengan paparan larutan daun pepaya dengan dosis 10, 15, 20, 25 dan 30 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan insang dan kulit ikan normal tidak mengalami hiperplasia. Otot ikan normal terlihat kompak dan rapat antara sel yang satu dengan yang lainnya. Insang dan kulit ikan yang terinfeksi mengalami kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan juga terjadi pada perlakuan pengobatan paparan larutan daun pepaya berupa hiperplasia dengan tingkat radang, degenarasi, dan nekrosis yang berbeda-beda. Hasil skoring ikan terinfeksi tanpa pengobatan memiliki memiliki nilai yang hampir sama dengan perlakuan pengobatan pada paparan larutan daun pepaya dosis 25 dan 30 mg/mL. Hal ini diakrenakan larutan dnegan konsentrasi tinggi memberikan efek toksik. Sebaliknya, dosis 10 mg/mL kurang efektif untuk pengobatan karena bersifat bakteriostatik yaitu hanya menahan pergerakan bukan membunuh bakteri. Dosis yang tepat untuk membunuh bakteri dan tidak bersifat toksik adalah pengobatan dengan paparan larutan daun pepaya dosis 15 dan 20 mg/mL. Hal tersebut didukung oleh kelulushidupan ikan lele.
Copyrights © 2022