Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Larutan Daun Pepaya Pada Lele yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila Ditinjau dari Histopatologi Insang, Kulit, dan Otot Dewi Susylowati; Sri Andayani; Maheno Sri Widodo
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.514

Abstract

Histopatologi dapat memberikan gambaran perubahan atau kelainan pada level jaringan. Parameter utama pada penelitian ini adalah histopatologi insang, kulit, dan otot. Penelitian menggunakan dua kontrol yaitu kontrol normal (tanpa infeksi dan tanpa perlakuan daun pepaya) dan kontrol infeksi (tanpa paparan larutan daun pepaya). Lima perlakuan yang digunakan yaitu pengobatan dengan paparan larutan daun pepaya dengan dosis 10, 15, 20, 25 dan 30 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan insang dan kulit ikan normal tidak mengalami hiperplasia. Otot ikan normal terlihat kompak dan rapat antara sel yang satu dengan yang lainnya. Insang dan kulit ikan yang terinfeksi mengalami kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan juga terjadi pada perlakuan pengobatan paparan larutan daun pepaya berupa hiperplasia dengan tingkat radang, degenarasi, dan nekrosis yang berbeda-beda. Hasil skoring ikan terinfeksi tanpa pengobatan memiliki memiliki nilai yang hampir sama dengan perlakuan pengobatan pada paparan larutan daun pepaya dosis 25 dan 30 mg/mL. Hal ini diakrenakan larutan dnegan konsentrasi tinggi memberikan efek toksik. Sebaliknya, dosis 10 mg/mL kurang efektif untuk pengobatan karena bersifat bakteriostatik yaitu hanya menahan pergerakan bukan membunuh bakteri. Dosis yang tepat untuk membunuh bakteri dan tidak bersifat toksik adalah pengobatan dengan paparan larutan daun pepaya dosis 15 dan 20 mg/mL. Hal tersebut didukung oleh kelulushidupan ikan lele.
Kinerja benih ikan gurami (Osphronemus gouramy) yang diberi pakan maggot dan cacing sutera Suwarsito Suwarsito; Dewi Susylowati
Agrokompleks Vol 24 No 1 (2024): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v24i1.731

Abstract

Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembenihan ikan gurami adalah pertumbuhan ikan lambat dan penyediaan pakan ikan. Hal ini menjadi kendala dalam peningkatan produksi benih ikan dalam mendukung produksi ikan gurami nasional. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap menggunakan rancangan acak lengkap. Penelitian tahap I bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pakan maggot dan cacing sutera terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, dan kelangsungan hidup benih ikan gurami (Osphronemus gouramy). Penelitian tahap I terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah: P1 (pemberian maggot), P2 (pemberian cacing sutera), dan P3 (pemberian kombinasi maggot dan cacing sutera). Penelitian tahap II bertujuan untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan benih ikan gurami. Penelitian tahap II terdiri dari dua perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah: P1 (pemberian maggot) dan P2 (pemberian cacing sutera). Parameter yang diamati adalah kecernaan pakan. Data hasil penelitian tahap I dan II yang meliputi pertumbuhan, efisiensi pakan, kecernaan pakan, dan kelangsungan hidup benih ikan gurami dianalisis menggunakan sidik ragam. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan maggot (Hermetia illucens) dan cacing sutera (Tubifex sp.) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, dan kecernaan pakan, namun tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan gurami. Pertumbuhan dan efisiensi pakan tertinggi diperoleh pada benih ikan gurami yang diberi kombinasi pakan maggot dan cacing sutera. Kecernaan pakan benih ikan gurami yang diberi pakan maggot lebih tinggi daripada benih ikan gurami yang diberi pakan cacing sutera.