Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Sosialisasi Model Budidaya Udang Vaname Dengan Teknologi “Ecogreen Aquaculture” Bagi Petambak Udang Di Wilayah Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Muhammad Musa; Febriyani Eka Supriatin; Sri Andayani; Yenny Risjani; Maftuch Maftuch; Asus Maizar Suryanto Hertika Maizar Suryanto Hertika Hertika
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2022.008.01.2

Abstract

The coastal area of Mayangan District is the center of the economic development of the city of Probolinggo. Mangrove forest management that lacks environmental standards such as fish and shrimp ponds and mangroves that are within the scope of the area, causes damage and decreases the quality and sustainability of coastal and marine resources. This Community Service intends to introduce intensive shrimp farming techniques in ponds that are environmentally friendly and sustainable as well as introduce the importance of mangrove ecosystems in coastal areas and in supporting the development of fish/shrimp cultivation business activities by socializing the vannamei shrimp cultivation model with "Ecogreen Aquaculture" technology. The forms of service activities that will be carried out include socializing the vannamei shrimp cultivation model , socializing the importance of mangrove ecosystems in improving the environment in supporting the development of aquaculture activities and trial activities of "Ecogreen Aquaculture" technology.
PEMANFAATAN Pseudomonas putida SEBAGAI BIOREMEDIATOR LIMBAH IKAN KOI (Cyprinus carpio L.) PADA SISTEM AKUAPONIK Maharrani Pratiwi; Sri Andayani; M. Firdaus
Jurnal Perikanan Vol 11 No 2 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i2.253

Abstract

Indonesia merupakan salah satu sentra perikanan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi ikan secara internasional. Jumlah produksi ikan tersebut tak lepas dari kegiatan budidaya baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Salah satu ikan hias yang dikembangkan dan menjadi komoditas utama untuk diperdagangkan ialah ikan koi, bahkan menjadi komoditas andalan di beberapa daerah diantaranya Sukabumi, Cianjur, dan Blitar (Kursini, 2015). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh perbedaan pemberian Pseudomonas putida terhadap kelangsunga hidup ikan Koi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang kemudian masing-masing diulang 3 kali. Hasil uji pengaruh pemberian Pseudomonas putida pada penelitian ini menghasilkan bahwa pertambahan bobot ikan koi pada sistem akuaponik yang lebih tinggi yaitu 4,8±0,12%, Sedangkan pada budidaya ikan koi yang terendah didapatkan hasil yaitu 3,6±0,12%. sedangakan pada pH rata-rata pH ikan koi pada sistem akuaponik yang lebih tinggi yaitu 8,36 Sedangkan pada budidaya ikan koi yang terendah didapatkan hasil yaitu 8,25 dan Fosfat bahwa rata-rata Fosfat ikan koi pada sistem akuaponik yang lebih tinggi yaitu 2,58 mg/l, Sedangkan pada budidaya ikan koi yang terendah didapatkan hasil yaitu 1,11 mg/l membuat turun dan membuat kualitas air membaik.
Budidaya Benih Lobster Pasir (Panulirus Homarus) Dengan Resirculation Aquaculture System (Ras) Di Pokdakan “Pesona Bahari”, Grand Watudodol, Banyuwangi Attabik Mukhammad Amrillah; Mohamad Fadjar; Sri Andayani; Dwi Retno Andriani; I Gede Eko Putra Sri Sentanu; Attabik M. Amrillah; Diana Aisyah
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2022.008.01.6

Abstract

Puerulus or lobster seed (Panulirus homarus) often found in Banyuwangi teritory, in line with government regulations that prohibit to export lobster seeds, Lobster seed trading with seed size segmentation can be an alternative to improve the economy of people who are running the Covid19 pandemic. Seed size segmentation is needed because lobster cultivation as a consumption measure takes a long time. One of the efforts made in its cultivation in order to obtain growth rate and survival rate is Recirculation Aquaculture System (RAS). The aim of this activity is to produce “cricket” size seeds raised by RAS. Cultivation activities was carried out 2 months with different types of feed.  Parameters measured every two weeks are growth and survival rate. Water quality measured every day were temperature, DO, pH and salinity, while ammonia, nitrite, and nitrate were measured every two weeks. The results obtained was 100% survival rate.
Pengaruh Pemberian Larutan Daun Pepaya Pada Lele yang Diinfeksi Aeromonas hydrophila Ditinjau dari Histopatologi Insang, Kulit, dan Otot Dewi Susylowati; Sri Andayani; Maheno Sri Widodo
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.514

Abstract

Histopatologi dapat memberikan gambaran perubahan atau kelainan pada level jaringan. Parameter utama pada penelitian ini adalah histopatologi insang, kulit, dan otot. Penelitian menggunakan dua kontrol yaitu kontrol normal (tanpa infeksi dan tanpa perlakuan daun pepaya) dan kontrol infeksi (tanpa paparan larutan daun pepaya). Lima perlakuan yang digunakan yaitu pengobatan dengan paparan larutan daun pepaya dengan dosis 10, 15, 20, 25 dan 30 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan insang dan kulit ikan normal tidak mengalami hiperplasia. Otot ikan normal terlihat kompak dan rapat antara sel yang satu dengan yang lainnya. Insang dan kulit ikan yang terinfeksi mengalami kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan juga terjadi pada perlakuan pengobatan paparan larutan daun pepaya berupa hiperplasia dengan tingkat radang, degenarasi, dan nekrosis yang berbeda-beda. Hasil skoring ikan terinfeksi tanpa pengobatan memiliki memiliki nilai yang hampir sama dengan perlakuan pengobatan pada paparan larutan daun pepaya dosis 25 dan 30 mg/mL. Hal ini diakrenakan larutan dnegan konsentrasi tinggi memberikan efek toksik. Sebaliknya, dosis 10 mg/mL kurang efektif untuk pengobatan karena bersifat bakteriostatik yaitu hanya menahan pergerakan bukan membunuh bakteri. Dosis yang tepat untuk membunuh bakteri dan tidak bersifat toksik adalah pengobatan dengan paparan larutan daun pepaya dosis 15 dan 20 mg/mL. Hal tersebut didukung oleh kelulushidupan ikan lele.
POTENTIAL EXTRACT of PARE FRUIT (Momordica charantia) AGAINST DIFFERENTIAL LEUKOCYTE IN CARP (Cyprinus carpio) WHICH INFECTED WITH Aeromonas hydrophila Sri Andayani; Ellana Sanoesi; Oktaviani Setya
Journal of Fish Health Vol. 1 No. 1 (2021): Journal of Fish Health
Publisher : Aquaculture Department, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.926 KB) | DOI: 10.29303/jfh.v1i1.151

Abstract

Carp (C. carpio) in intensive production causes fish to be susceptible to disease, one of which is caused by A. hydrophila bacteria. Prevention is often done by giving synthetic chemical antibiotics that can be left in fish meat. Another alternative is to offer natural ingredients, one of which is bitter melon. The aim of the study was to determine the effect of bitter melon extract (M.charantia) on differential leukocytes (lymphocytes, monocytes and neutrophils) in carp (C. carpio) infected with A. hydrophila bacteria. This research method used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments used were the administration of different extract doses, namely: treatment A (550 ppm), treatment B (650 ppm), treatment C (750 ppm), and treatment D (850 ppm). positive (K+) with bacterial infection of 107 cells/ml and administration of antibiotics chloramphenicol 0.03 mg/L and negative control (K-) with bacterial infection of 107 cells/ml. Blood collection when the fish are healthy, after offering the bitter gourd extract and after being infected. The results showed that bitter melon extract had a significantly different effect on leukocyte differential. The highest value obtained from treatment D (850 ppm) with the percentage of lymphocytes (18.67-28)%. neutrophils (2.32 = 6.0)% and monocytes (21-26.67)%. In conclusion, treatment with D dose of 850 ppm used as an immunostimulant can increase the differential leukocytes.
UJI TOKSISITAS AKUT (LC50-96 JAM) Ekstrak Caulerpa Lentillifera Dengan Pelarut Metanol Dan Water Extract Terhadap Gula Darah Ikan Komet (C. Auratus) Asus Maizar Suryanto Hertika; Sri Andayani; Evellin Dewi Lusiana; Renanda Baghaz Dzulhamdani Surya Putra
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 3 (2022): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.03.5

Abstract

Caulerpa lentilifera merupakan makroalga atau sering disebut dengan anggur laut yang mudah ditemui di Indonesia. Berbagai aktivitas manfaat dari Anggur laut telah ditemukan untuk kegiatan akuakultur salah satunya yakni dalam peningkatan sistem imun ikan. Kajian penggunaan caulerpa sebagai imunostimulan yang efektif perlu dilakukan penelitian untuk menentukan dosis yang tepat untuk meningkatkan imune ikan. Uji toksisitas akut merupakan uji awal yang diperlukan untuk mengetahui dosis lethal ekstrak caulerpa. Hasil uji toksisitas akut dijadikan sebagai dasar penentuan dosis pada uji sub kronis yang selanjutnya akan diketahui dosis efektif dalam peningkatan imunitas ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis toksisitas akut ekstrak pelarut yang berbeda yakni pelarut metanol dan pelarut water extract dan menguji pada kadar glukosa darah ikan sebagai indikator tingkat stress ikan. Metode yang digunakan dalam ekstraksi dengan menerapkan metode maserasi dengan pelarut metanol dan pelarut water extract. Uji toksisitas yang dilakukan yaitu metode penentuan LC50-96jamdengan analisis probit.  Metode ini dilakukan diawali dengan uji pendahuluan untuk menentukan ambang lethal atas dan ambang lethal bawah. Selanjutnya dilakukan uji sesungguhnya untuk menentukan nilai LC50-96jam . Pada proses uji toksisitas dilakukan pengamatan kadar glukosa darah ikan komet menggunakan kit blood glucose. Pada penelitian juga dilakukan pengukuran kualitas air seperti suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Hasil penelitian menunjukkan toksisitas akut tertinggi pada ekstrak Caulerpa lentilifera dengan pelarut Metanol sebesar 0,761 ppm. Selanjutnya kadar gula darah tertinggi didapatkan pada ekstrak Caulerpa lentilifera dengan pelarut Metanol sebesar 102 mg/dL pada konsentrasi 0,24 ppm. Parameter kualitas air menunjukkan bahwa pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut (DO) didapatkan nilai masih dalam ambang batas untuk mendukung hidup ikan.   Caulerpa lentilifera is a sea grape like-macroalga that grows well in Indonesia. Many beneficial activities of sea grapes have been found for aquaculture, such as to increase fish immune system. However, Caulerpa lentilifera potency as an effective immunostimulant need to evaluate further to determine the proper dose to increase fish immunity. Acute toxicity test is the initial test needed to determine the lethal dose of Caulerpa lentilifera extract. The results then used as the basis to define the dose in the sub-chronic test and further to decide the effective dose in increasing fish immunity. The purpose of this study was to analyze the acute toxicity of different solvent extracts (methanol and water extract) and to evaluate the blood glucose levels of fish studied as an indicator of fish stress levels. The extraction method used was the maceration method . Toxicity test  was carried out to determine LC50-96hours with probit analysis. The toxicity preliminary test was performed to define the upper and the lower lethal threshold. The further toxicity test was carried out to determine the value of LC50-96hours. In the toxicity test process, the blood glucose levels of comet fish were observed using a blood glucose kit. In this study water quality parameters such as temperature, pH, and dissolved oxygen (DO) were also  asesses. The results showed that the highest acute toxicity was found at Caulerpa lentilifera extracted with methanol at 0.761 ppm. Furthermore, the highest blood sugar levels  at 102 mg/dL were found in Caulerpa lentilifera extracted with methanol of at a concentration 0.24 ppm. Water quality parameters indicate that the temperature, pH, and dissolved oxygen (DO) values ​​are still within the threshold to support fish life.