Jurnal Sain Veteriner
Vol 40, No 3 (2022): Desember

Aktivitas Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa L) pada Mencit Parkinson yang Diinduksi Haloperidol

Sapto Yuliani (Universitas Ahmad Dahlan)
Mochammad Saiful Bachri (Unknown)
Vivi Sofia (Universitas Ahmad Dahlan)
Wahyu Widyaningsih (Universitas Ahmad Dahlan)
Dandy Annas Muttaqien (Universitas Ahmad Dahlan)
Galuh Rista Putri (Universitas Ahmad Dahlan)
Nadia Selvia (Universitas Ahmad Dahlan)
Sofina Rahmadita (Universitas Ahmad Dahlan)
Intan Dwi Rahmita (Universitas Ahmad Dahlan)



Article Info

Publish Date
01 Dec 2022

Abstract

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif dengan gangguan motorik seperti bradikinesia, rigiditas, dan tremor yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.  Hal ini terjadi karena penurunan kadar dopamin yang dapat dipicu oleh adanya stres oksidatif. Kunyit (Curcuma longa) mengandung kurkumin yang mempunyai aktivitas antioksidatif dan neuroprotektif yang potensial sehingga dapat mencegah gangguan neurodegeneratif karena stres oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak rimpang kunyit pada mencit model Parkinson yang diinduksi haloperidol. Ekstraksi rimpang kunyit dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Sebanyak 60 ekor mencit dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing mendapat perlakukan sebagai berikut : Kelompok normal diberi CMC-Na per oral (p.o) dan NaCl fisiologis intraperitoneal (i.p), kelompok haloperidol diberi CMC -Na (p.o) dan larutan haloperidol i.p (1 mg/kg BB), kelompok levodopa diberi levodopa (p.o) dan larutan haloperidol i.p, Kelompok ekstrak 100 diberi ekstrak kunyit dosis 100 mg/kg BB dan larutan haloperidol i.p , Kelompok ekstrak 200 diberi ekstrak kunyit dosis 200 mg/kg BB dan larutan haloperidol i.p, Kelompok ekstrak 400 diberi ekstrak kunyit dosis 400 mg/kg BB dan larutan haloperidol i.p. Pemberian CMC-Na, levodopa dan ekstrak kunyit diberikan selama 21 hari. Lima belas menit setelah pemberian perlakuan hari terakhir, semua hewan uji kecuali kelompok 1 diinjeksi haloperidol dosis 1 mg/kg BB secara i.p. Kemudian dilakukan uji batang, uji roda berputar, uji refleks geotaksis, uji refleks menghindari jurang dan uji kemampuan penciuman pada menit ke 5, 60, 120 dan 180. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova satu jalur dilanjutkan dengan uji post hoc LSD. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian haloperidol dapat meningkatkan waktu katalepsi, meningkatkan jumlah jatuh dan mempercepat waktu jatuh pertama kali, menurunkan refleks geotaksis, meningkatkan waktu refleks menghindari jurang serta menurunkan kemampuan indera penciuman. Sedangkan pemberian ekstrak kunyit dosis 200 dan 400 mg/kgBB dapat menurunkan waktu katalepsi, menurunkan jumlah jatuh dan memperlama waktu jatuh pertama kali, menurunkan refleks geotaksis, menurunkan lama waktu pada uji refleks menghindari jurang serta meningkatkan kemampuan indera penciuman jika dibandingkan dengan Haloperidol (P<0.05). Pemberian ekstrak 200 dan 400 mg/kg tidak berbeda bermakna (P>0,05) dengan pemberian levodopa. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang kunyit dosis 200 dan 400 mg/kgBB memiliki aktivitas untuk mencegah terjadinya Parkinson pada mencit yang diberi haloperidol.

Copyrights © 2022