This research shows that most Islamic astronomy references in Islamic Universities in Indonesia still use the spherical earth concept to explain the qibla direction. However, based on modern astronomy, the earth's shape is not a perfect sphere but an ellipsoid. In addition, a contradiction occurs in the conception of magnetic declination in determining the qibla direction. This research aims to examine the relevance of Islamic astronomy reference books with the concept of geoscience based on the magnetic declination formula and concept. This research also examines the calculation methods for qibla direction based on sharia. This library research applies descriptive- analytic and normative approaches with the data originating from various Islamic astronomy references in the digital library of Islamic universities. This research finds that Islamic astronomy references about the qibla direction are not yet relevant to the concept of geoscience. Most of those references still use references astronomy for qibla calculation. There are still some references contradicting the international consensus regarding magnetic declination. In addition, this study reveals that someone who has the ability to determine the qibla direction through the Vincenty formula should use that concept instead of spherical trigonometry. This is because of skill (ahliyyah) and sincerity (juhd) requirements in ijtihad; Shafi'i's notion regarding ikhtilāf in ijtihād for qibla direction; and Islamic jurisprudence principle stating that certainty is not overruled by doubt.Keywords: Islamic astronomy; qibla direction; spherical trigonometry; Vincenty's formula; sharia AbstrakPenelitian ini berangkat dari fakta bahwa sebagian besar referensi ilmu falak di perguruan tinggi Indonesia masih menggunakan konsep bumi bulat dalam menjelaskan pokok bahasan arah kiblat. Padahal, berdasarkan astronomi modern, bentuk bumi tidaklah seperti bola sempurna, melainkan berbentuk elipsoid. Selain itu, terdapat pula pertentangan konsepsi deklinasi magnetik dalam persoalan penentuan arah kiblat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji relevansi referensi ilmu falak terhadap konsep sains kebumian berdasarkan ketepatan penggunaan formula dan konsep deklinasi magnetik, serta juga menelaah penggunaan formula perhitungan arah kiblat berdasarkan kajian syariah. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaaan menggunakan pendekatan deskriptif analitik dan normatif sumber data dari berbagai referensi ilmu falak yang ada di perpustakaan digital perguruan tinggi keagamaan Islam. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa referensi ilmu falak pada pokok bahasan arah kiblat belum relevan dengan konsep sains kebumian. Hal ini disebabkan sebagian besar referensi tersebut masih menggunakan perhitungan referensi astronomi untuk memecahkan persoalan arah kiblat. Beberapa referensi ilmu falak juga tidak mengikuti konsensus internasional mengenai konsep deklinasi magnetik. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa seseorang yang mampu menentukan arah kiblat melalui perhitungan formula Vincenty sebaiknya menggunakannya dan meninggalkan perhitungan trigonometri bola. Hal ini disebabkan beberapa pertimbangan, yaitu pelaksanaan ijtihād yang mewajibkan kecakapan (ahliyyah) dan kesungguhan (juhd), pandangan Shafi’i mengenai penyelesaian ikhtilāf dalam ijtihād penentuan arah kiblat, dan kaidah ushūl al-fiqh yang menyebutkan bahwa keyakinan tidak dapat dihilangkan oleh keraguan (shakk).Kata Kunci: ilmu falak; arah kiblat; trigonometri bola; formula Vincenty; syariah
Copyrights © 2022