Penafsiran terhadap perkataan Yesus, “di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam” dalam Markus 9:48 telah menjadi bahan perdebatan dalam sejarah sejak dari gereja mula-mula. Anak kalimat yang merupakan sebuah kutipan dari buku 66:24 telah ditafsirkan berbeda-beda oleh para pakar alkitab. Sampai saat ini mereka tetap berdebat dan belum terdapat kesepakatan. Sebahagian berpendapat bahwa ini gambaran dari penyiksaan yang kekal di neraka namun di pihak lain berpendapat bahwa Yesus tidak bermaksud seperti itu. Hasil dari pendekatan studi ini dengan mengunakan metode “grammatical and historical” sampai pada kesimpulan untuk mengerti perkataan Yesus tidak cukup dengan hanya berdasarkan analisis grammatical dan sintaksis tetapi juga harus dikaji dari persfektif historis. Berdasarkan kajian konteks dan historis apa yang Yesus maksudkan dalam perkataan ini bukanlah suatu gambaran penyiksaan abadi tetapi lebih kepada konsekuensi dari pada hukuman itu sendiri. Pendapat yang menyatakan bahwa ada penyiksaan abdi di gehenna tidak berasal dari alktab itu sendiri tetapi diambil dari ide yang berasal dari luar alkitab seperti buku-buku yang muncul pada masa intertestamental dan filsafat Yunani
Copyrights © 2016