Jurnal Farmasi Higea
Vol 14, No 2 (2022)

Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan Pasien Terhadap Pembelian Obat Keras tanpa Resep

Irawansyah Irawansyah (Program Studi Statistik Terapan, Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Mataram, Indonesia)
Musparlin Halid (Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Mataram, Indonesia)
Alfisahrin Alfisahrin (Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Mataram, Indonesia)
Ikhwan Ikhwan (Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Politeknik Medica Farma Husada Mataram, Mataram, Indonesia)



Article Info

Publish Date
18 Mar 2023

Abstract

Penyerahan obat keras diapotek seharusnya hanya dapat dilakukan dengan resep dokter dan diserahkan hanya oleh apoteker. Penelitian ini ingin melihat kepatuhan apotek terhadap regulasi obat keras untuk penyakit kronis tanpa resep dokter. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan dan pengetahuan pasien terhadap pembelian obat keras tanpa resep di apotek. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional adalah bentuk penelitian yang dalam waktu pendek dapat mengumpulkan bahan yang banyak untuk memperoleh hasil jumlah tertentu. Data yang digunakan berupa data primer dengan cara wawancara menggunakan kuisioner kepada pasien yang sesuai dengan kriterial inklusi yaitu responden berusia18-55 tahun. Penelitian ini dilakukan di Apotek Pagesangan yang ada di Mataram pada Agustus 2021. Berdasarkan hasil responden yang membeli obat keras tanpa resep di apotek sebanyak 600 orang/bulan (77%), sedangakan yang membeli obat dengan resep dokter di apotek sebantak 100 orang/bulan (23%), untuk jenis obat yang paling banyak dibeli oleh responden adalah obat antibiotic sebanyak 5 (50%) responden. Faktor pendukung terbesar penggunaan obat tanpa resep yaitu biaya pengobatan mahal 58 (38,7%), penggunaan obat terbanyak yaitu saran dari orang lain 30 (30%) responden, untuk rata-rata responden melakuka pengobatan tanpa resep dalam sebulan sekali yang paling banyak sebanyak 70 (70%). Terdapat masih banyak pasien yang membeli obat tanpa resep dokter. Jenis obat yang paling banyak dibeli oleh responden adalah obat antibiotik. Faktor pendukung terbesar penggunaan obat tanpa resep yaitu biaya pengobatan mahal, penggunaan obat, dan untuk rata-rata responden melakukan pengobatan tanpa resep dalam sebulan sekali.

Copyrights © 2022