Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemeriksaan Kesehatan Gratis sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Dhika Juliana Sukmana; Hardani Hardani; Irawansyah Irawansyah
Indonesian Journal of Community Services Vol 2, No 1 (2020): May 2020
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijocs.2.1.19-26

Abstract

AbstrakPenyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang bersifat kronis dan tidak ditularkan dari orang ke orang. Prevalensi PTM terus mengalami peningkatan seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat kearah yang kurang seimbang. Faktor risiko PTM di Provinsi NTB antara lain adalah hipertensi, obesitas dan diabetes. Kurangnya pengetahuaan dan kesadaran terhadap bahaya PTM menyebabkan deteksi dini berbasis pelayanan kesehatan kurang efektif. Hal ini juga disebabkan oleh enggannya masyarakat memeriksakan diri selama belum merasa sakit. Penanggulangan faktor resiko PTM dan pencegahan berbasis masyarakat menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menekan resiko atau angka kematian akibat PTM. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tes kesehatan secara berkala sebagai upaya deteksi dini PTM. Kegiatan ini kemudian dilakukan dengan dua metode, yaitu diskusi dan praktik langsung untuk memeriksa kesehatan peserta. Secara keseluruhan, hasil pemeriksaan kesehatan cukup baik dengan rata-ata hasil pemeriksaan normal. Hanya saja dari kegiatan ini dijumpai dua peserta dengan hasil gula darah diatas 300 mg/dL. Dengan adanya kegiatan semacam ini, masyarakat menjadi semakin sadar akan pentingnya tes kesehatan secara berkala untuk deteksi dini PTM.  Kata Kunci: PTM, Pemeriksaan Kesehatan, Gula Darah, Asam Urat.Abstract Non-communicable Diseases (NCD) are a chronic and not transmitted from preson to person. The prevalence of NCDs seems to be increased along with life style change into unbalance style. Risk factors of PTM in NTB are hypertension, obesity and diabetes. Less of knowledge and awareness to NCD’s risk lead early detection and prevention based on health facilities to be less effective. This is also caused by the reluctance of people to check themselves before they feel sick. Management of PTM risk factors and community-based prevention is a solution that can be done to reduce the risk or mortality rate due to PTM. This community service activities aims to increase people awareness due to the importance of periodicly doing medical check-up in order to screen NCDs. We conduct this activity in two methods, discussion and practically check people health status. Overall, the result was fine. But, two of the participant have blood glucose more than 300 mg/dL. By this community services, peoples become aware about the importance of medical check-up in early detection of NCD.  Keywords : NCD; Medical Check Up; Blood Glucose; Uric Acid.
Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan Pasien Terhadap Pembelian Obat Keras tanpa Resep Irawansyah Irawansyah; Musparlin Halid; Alfisahrin Alfisahrin; Ikhwan Ikhwan
Jurnal Farmasi Higea Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v14i2.471

Abstract

Penyerahan obat keras diapotek seharusnya hanya dapat dilakukan dengan resep dokter dan diserahkan hanya oleh apoteker. Penelitian ini ingin melihat kepatuhan apotek terhadap regulasi obat keras untuk penyakit kronis tanpa resep dokter. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan dan pengetahuan pasien terhadap pembelian obat keras tanpa resep di apotek. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional adalah bentuk penelitian yang dalam waktu pendek dapat mengumpulkan bahan yang banyak untuk memperoleh hasil jumlah tertentu. Data yang digunakan berupa data primer dengan cara wawancara menggunakan kuisioner kepada pasien yang sesuai dengan kriterial inklusi yaitu responden berusia18-55 tahun. Penelitian ini dilakukan di Apotek Pagesangan yang ada di Mataram pada Agustus 2021. Berdasarkan hasil responden yang membeli obat keras tanpa resep di apotek sebanyak 600 orang/bulan (77%), sedangakan yang membeli obat dengan resep dokter di apotek sebantak 100 orang/bulan (23%), untuk jenis obat yang paling banyak dibeli oleh responden adalah obat antibiotic sebanyak 5 (50%) responden. Faktor pendukung terbesar penggunaan obat tanpa resep yaitu biaya pengobatan mahal 58 (38,7%), penggunaan obat terbanyak yaitu saran dari orang lain 30 (30%) responden, untuk rata-rata responden melakuka pengobatan tanpa resep dalam sebulan sekali yang paling banyak sebanyak 70 (70%). Terdapat masih banyak pasien yang membeli obat tanpa resep dokter. Jenis obat yang paling banyak dibeli oleh responden adalah obat antibiotik. Faktor pendukung terbesar penggunaan obat tanpa resep yaitu biaya pengobatan mahal, penggunaan obat, dan untuk rata-rata responden melakukan pengobatan tanpa resep dalam sebulan sekali.
MARKETING STRATEGY FOR MSME HEALTH BEVERAGE PRODUCTS Sri Sahbany; Irawansyah Irawansyah; Detty Agustin Riscal; Baiq Isti Hijriani; Jumari Ustiawaty; Andi Muhammad Aminullah; Nurul Khatimah Ismatullah; Adriyan Suhada
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sehati Vol. 2 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33651/jpms.v2i2.561

Abstract

In Indonesia, you often find drinks labeled "healthy drinks" which are commonly consumed by the public, but the process of making healthy drinks takes quite a lot of time and effort so it's not wrong, especially as the best-selling position is added by ready-to-drink drinks with contemporary flavor variants. Therefore, to overcome this problem, a new innovation was carried out by producing health drinks using local ingredients. The problem formulation taken is how to market health drinks. For this reason, the aim of the service regarding the marketing of health drinks is expected to be a breakthrough in making people aware to choose health drinks more wisely. The location of this service activity is in Bagikpolak Village, Labuapi District, West Lombok Regency. Socialization activities regarding the socialization of health drink marketing strategies have been carried out using lecture, discussion and question and answer methods. In general, this service activity ran smoothly. Based on this, the conclusion that can be drawn is that participants in service activities know beverage marketing strategies wisely, rationally and appropriately to convey to other communities.