Masalah gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan dunia dan masih menjadi masalah gizi di Indonesia. Remaja yang mengalami kegemukan memiliki risiko sebesar 70% mengalami kegemukan atau obesitas pada saat dewasa. Prevalensi remaja umur 16-18 tahun di Kota Bekasi yang mengalami overweight sebesar 7,5%. Faktor yang menyebabkan terjadinya kegemukan seperti faktor lingkungan, psikologis, dan aktivitas fisik. Remaja merupakan tahapan yang rawan mengalami stress dan akan mengalami perubahan nafsu makan yang meningkat. Remaja yang mempunyai asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak yang berlebih, mempunyai risiko mengalami kegemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan tingkat stres terhadap kejadian kegemukan remaja putri di SMK Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain Cross Sectional. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan sampel sebanyak 240 responden dengan teknik pengumpulan sampel mengunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan memberikan Formulir kuesioner SQ-FFQ (Semi Quantitatif Food Frequency Questionaire) dan kuesioner Depresion Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42). Presentase kegemukan remaja putri SMK di Kota Bekasi sebesar 19,9%. Presentase remaja yang mempunyai asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak berlebih berturut-turut 37,2%, 33%, 61,3%, dan 50,7%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat stres dengan kejadian kegemukan remaja putri di SMK Kota Bekasi dengan P value > 0,05, terdapat hubungan signifikan antara asupan protein dengan kejadian kegemukan remaja putri di SMK Kota Bekasi dengan P value < 0,05, tidak terdapat hubungan antara tingkat stress, asupan energi, karbohdrat, lemak, dengan kejadian kegemukan remaja putri di Kota Bekasi dengan Pvalue > 0,05.
Copyrights © 2020