Penelitian ini mengungkap bagaimana pengaruh aktifitas sosial ekonomi masyarakat pada lansekap hutan dan pemukiman terhadap kasus luar biasa konflik manusia dan harimau di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Kajian ini meliputi aktifitas sosial ekonomi masyarakat di dalam di luar kawasan hutan, dan kepekaan masyarakat terhadap kejadian konflik. Data dikumpulkan melalui kuesioner dari 480 responden yang tersebar di lima daerah yang mengalami konflik di dekat hutan dan empat daerah jauh dari hutan, kemudian empat daerah yang tidak mengalami konflik dekat hutan dan tiga daerah jauh dari hutan. Lebih dari 70% masyarakat disembilan daerah yang berada di dekat kawasan hutan baik yang mengalami konflik dan tidak konflik melakukan pengambilan kayu, berburu dan jerat satwa liar didalam hutan, tetapi tidak berdampak pada pengurangan tutupan hutan dan populasi hewan mangsa harimau. Manajemen hewan ternak tanpa kandang pada daerah konflik hanya 2 %, dan 0.5% pada daerah yang tidak konflik. Pembukaan ladang baru tercatat paling tinggi yaitu sebanyak 14% di daerah konflik dekat kawasan hutan. Hanya sebahagian masyarakat mengetahui kejadian konflik didaerahnya sendiri dan daerah tetangga. Intensitas kegiatan masyarakat di dalam kawasan hutan, kelalaian pengelolaan hewan ternak, dan lemahnya alur informasi tentang konflik antar individu masyarakat dan antar daerah menjadi indikasi penyebab konflik luar biasa. Kata kunci: Harimau, Panthera tigris, konflik manusia-harimau, Agam, Sumatera Barat
Copyrights © 2023