Hiperbilirubinemia merupakan suatu keadaan klinis yang paling sering dijumpai pada bayi baru lahir. Sebanyak 25 sampai dengan 50% bayi baru lahir pada minggu pertama mengalami ikterus. Berdasarkan SDKI tahun 2017, Angka Kematian Neonatal 15/1.000 kelahiran hidup yang salah satunya yaitu ikterus. Peningkatan kadar bilirubin pada neonatus hiperbilirubinemia bisa bersifat toksik yang mengakibatkan kerusakan pada otak dan berakhir pada kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperbilirubinemia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional. Analisa data berupa analisa univariat dan bivariat. Populasi penelitian ini adalah semua bayi yang dirawat diruangan neonatus tahun 2021 sebanyak 177 bayi. Pengambilan sampel secara tidak acak dengan teknik consecutive sampling berjumlah 70 responden. Metode pengumpulan data dengan menggunakan lembar check list dan analisa data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan nilai p-value sebesar 0,023, prematuritas dengan nilai p-value sebesar 0,000, jenis kelamin dengan nilai p-value sebesar 0,028, riwayat asfiksia dengan nilai p-value sebesar 0,009 dan jenis persalinan dengan nilai p-value sebesar 0,004 dengan kejadian hiperbilirubinemia.
Copyrights © 2023