Gardu KTB-09 yang terletak pada Penyulang Kota-B dalam data pembebanannya mencapai 112% (± 56.188 kVA) dari kapasitasnya yaitu 50 kVA dengan tegangan ujung sebesar 205V dan mengalami penurunan (drop tegangan) sebesar 12%. Pembebanan tersebut melampaui dari kapasitas maksimum transformator standar 80%, yang berpotensi pada kerugian secara materiel dan finansial bagi PT PLN (Persero) UP3 Masohi. Jatuh tegangan yang diakibatkan dari hal tersebut sudah melebihi dari SPLNT6.001-2013 sebesar -±10% untuk tegangan rendah. Mempertimbangkan matriks pada Health Index assessment tier-1 Trafo Distribusi, presentase pembebanan trafo berada pada kategori buruk karena dibebani ≥100%. Untuk mengatasi hal tersebut diterapkan pemasangan transformator sisipan. Dengan pembebanan yang semula dari 112% menjadi 66.60% dari kapasitas 50 kVA, tegangan ujung dengan adanya sisip transformator semula sebesar 205 V dengan jatuh tegangan sebesar 12,7% naik menjadi 212 V dengan prosentase jatuh tegangan yang menurun menjadi 8,2%. Pelaksanaan sisip trafo efektif untuk mengatasi kelebihan beban (over load) dan perbaikan tegangan ujung untuk. Penerapan metode rantai nilai terhadap transformator sisip mampu menghasilkan efisiensi, peningkatan pendapatan dan perbaikan kualitas pelayanan serta mengetahui ada atau tidaknya nilai tambah yang dihasilkan. Dengan efisiensi dari potensi kerusakan transformator sebesar Rp. 62.999.166., peningkatan pendapatan dari losses transformator sebesar Rp. 23.023.087.-/tahun dengan nilai investasi sebesar Rp. 104.921.753.
Copyrights © 2022