ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk menganalisis linguistic turn pada narasi besar/grand narrativepariwisata khususnya di Bali. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode kualitatif berupaanalisis deskriptif dengan pendekatan dekonstrukstif, karena karakteristik teoritik metodologikpaling mendasar dan esensial dari perspektif postmodernisme adalah mendekonstruksi.Postmodernisme yang dikemukakan Lyotard (1984) atau yang sering disebut posmo menolakhirarkhi, genealogik, kontinuitas, perkembangan dan berupaya mempresentasikan apa yang tidakdapat dipresentasikan oleh modernisme. Posmo tidak membatasi rasionalitas pada linierisasi,standarisasi termasuk divergensi, horizontal dan heterarkhlik, tetapi lebih menekankan padapencarian rasionalitas aktif kreatif. Posmo bukan mencari dan membuktikan kebenaran, melainkanmencari makna perspektif dan problematis. Logika yang digunakan adalah logika unstandard.Data diambil dari media online dan media offline, data yang terkumpul terkait dengan narasi besarpariwisata dibaca dengan metode heuristik yang bertujuan untuk mencari jalan baru secara ilmiahdalam memecahkan masalah. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis linguistic turnyang lazim dipermainkan dalam narasi besar pariwisata, yaitu the denotative game, theprescriptive game, dan technical game yang terdelegitimasi akibat pandemi covid-19 dankemungkinan akan berlangsung pasca pandemi di Bali khususnya. Oleh karena itu, perlu dibangunmini narrative sebagai realitas aktif kreatif yang terbukti mampu mempertahankan legitimasi ditengah pandemi.Kata kunci: postmodernisme, linguistic turn, narasi besar
Copyrights © 2020