LingTera
Vol 9, No 2 (2022)

Divergensi modalitas Charles J. Fillmore dalam novel terjemah "Sayap-Sayap Patah" karya Kahlil Gibran

Fatmawati Fatmawati (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)
Hisyam Zaini (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)
Imroatul Ngarifah (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim)



Article Info

Publish Date
14 Mar 2023

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk divergensi modalitas dari Charles J. Fillmore dan maknanya dalam novel terjemahan “Sayap-Sayap Patah” karya Kahlil Gibran agar terhindar dari kesalahpahaman dalam memaknai bahasanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primernya adalah terjemahan novel “Sayap-Sayap Patah”, sedangkan sumber data sekundernya adalah referensi yang mendukung sumber data primer, yaitu buku-buku semantik khususnya tentang teori tata bahasa kasus Charles J. Fillmore. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik baca-catat. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwasanya dalam terjemah novel tersebut terdapat empat bentuk modalitas yaitu (1) intensional, yang memiliki makna keinginan, harapan, ajakan, pembiaran, dan permintaan; (2) epistemik, yang terdiri dari makna kemungkinan, keteramalan, keharusan dan kepastian; (3) deontik, yang bermakna perintah; dan (4) dinamik, yang bermakna kemampuan. Berdasarkan hasil terebut dapat diketahui bahwa novel terjemah “Sayap-Sayap Patah” menggunakan modalitas yang kompleks, akan tetapi lebih banyak menggunakan modalitas intensional. Tokoh yang tercermin dalam karya sastra ini cenderung tidak memiliki sifat otoriter, melainkan demokratis.This study analyses Fillmore's modality variances and their meaning in the Indonesian translation of the novel “Broken Wings” by Kahlil Gibran. This is a descriptive qualitative research. The translated novel, “Sayap-Sayap Patah” is the primary data while the secondary data are taken from the literature on the semantic theory of Charles J. Fillmore. The researchers used the close reading technique to collect the data. From this research, it can be inferred that in the Indonesian translation of the novel, there are four forms of modalities namely (1) intentional modality, which conveys desire, hope, invitation, neglect, and request; (2) epistemic modality, which deals with the ideas of possibility, practicality, necessity, and certainty; (3) deontic modality, meaning commands; and (4) dynamic modality, which concerns the idea of abilities. These results indicate that the Indonesian translation of the novel “Broken Wings” uses complex modalities with the majority being intentional modalities. The main character reflected in this novel tends not to have an authoritarian nature but a democratic one.

Copyrights © 2022