PERMANA
Vol 5, No 2 (2014): Februari

PENYUSUNAN MODEL GREEN ACCOUNTING UNTUK PERUSAHAAN MELALUI PERHATIAN, KETERLIBATAN, PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN DAN AUDITNYA

Susilo, Joko (Unknown)
Astuti, Neni (Unknown)



Article Info

Publish Date
07 Jul 2015

Abstract

Tujuan Umum - Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi perkembangan akuntansi lingkungan di Indonesia mencakup faktor apa yang menjadi sebab utama oleh pengambil kebijakan manajemen perusahaan terkait dengan perhatian mereka terhadap permasalahan kondisi lingkungan hidup di sekitarnya, seberapa besar perbedaan perhatian, keterlibatan manajemen dan pelaporan akuntansi lingkungan terhadap permasalahan lingkungan hidup. Tujuan Khusus – Tujuan khusus dari penelitian ini adalah dapat menyusunkan suatu model berupa kebijakan green accounting yang di dalamnya mengandung konsep; mempertegas pola hubungan dan memperjelas praktik akuntansi lingkungan (diwujudkan dalam panduan kebijakan), meningkatkan potensi akuntansi lingkungan melalui pendidikan (diwujudkan dalam bahan ajar), dan pengembangan berkelanjutan dari penelitian akuntansi lingkungan itu sendiri yang nantinya dapat diintegrasikan dalam akuntansi sosial (diwujudkan dalam publikasi ilmiah). Desain/Metodologi/Pendekatan – Penelitian ini didesain dalam suatu ekplorasi yang meneliti persepsi manajemen terhadap akuntansi lingkungan mencakup kondisi yang mempengaruhi, perhatian, keterlibatan dan pelaporan akuntansi lingkungannya. Dari hasil uji statistik ini kemudian perusahaan diposisikan dalam matrik green company yang kemudian kebijakan green accounting ini dibuat didasarkan kondisi tersebut.Temuan – Dari hasil pengujian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan tujuan penyusunan model kebijakan green accounting melalui perhatian, keterlibatan, pelaporan akuntansi lingkungan dan audit lingkungan. Hasil uji rata-rata membuktikan bahwa memang perusahaanperusahaandi dua daerah ini memiliki perbedaan strategi terkait dengan kebijakan lingkungan hidupnya. Hasil uji rata-rata menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Sleman terkait dengan green corporate strategy-nya berada pada matrik defensife green sedang perusahaan-perusahaan di Bantul berada di matrik extreme green. Meskipun dalam matrik yang berbeda, namun dari sisi kebijakan green accounting, keduanya dapat diberlakukan model yang sama dimana perusahaan bisa saja diwajibkan membuat laporan akuntansi lingkungan yang bersifat tidak saja deskriptif tetapi juga bersifat kuantitatif dalam bentuk laporan terpisah/tersendiri.Originalitas – Penelitian sejenis ini belum banyak dilakukan di Indonesia setidaknya dalam bentuk publikasi, dan kebijakan terkait dengan green accounting juga belum dibuat secara khusus yang mengatur ataupun memberikan arahan kepada manajemen perusahaan untuk ikut bertanggungjawab terhadap keselamatan lingkungan hidup.

Copyrights © 2014