ABSTRAKRendang merupakan salah satu makanan tradisional Sumatra Barat dari olahan daging sapi. Harga daging sapi yang mahal, mendorong pemalsuan menggunakan daging babi hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis autentikasi rendang sapi menggunakan spektroskopi FTIR kombinasi kemometrik. Sampel yang digunakan adalah campuran daging sapi dan babi hutan yang dibuat dalam 11 konsentrasi (training data set) serta rendang rumah makan (testing data set). Komponen lemak rendang diekstraksi menggunakan metode Folch dan Bligh Dyer kemudian dianalisis dengan spektroskopi FTIR. Spektra FTIR yang dihasilkan digunakan sebagai variabel pemodelan kemometrik. Untuk kuantifikasi, model PLS di bilangan gelombang 1250-950 cm-1 memberikan model terbaik pada metode Folch dengan nilai R2 kalibrasi 0,9946, R2 prediksi 0,9954, RMSEC 0,0328, RMSEP 0,0402 dan pada metode Bligh Dyer, model PCR di bilangan gelombang 1800-500 cm-1 memberikan model terbaik dengan nilai R2 kalibrasi 0,9940, R2 prediksi 0,9919, RMSEC 0,0345, RMSEP 0,0457. Untuk klasifikasi, model DA di daerah gabungan bilangan gelombang 1800-1600 cm-1 dan 1250-950 cm-1 dengan metode Folch dan bilangan gelombang 1800-650 cm-1 dengan metode Bligh Dyer, berhasil mengelompokkan training data set menjadi beberapa kelas dan mengelompokkan testing data set ke dalam kelas sapi. Dengan demikian disimpulkan bahwa analisis spektroskopi FTIR kombinasi kemometrik merupakan metode screening yang cepat, sederhana dan murah untuk autentikasi rendang sapi dan babi hutan.Kata kunci: autentikasi, rendang sapi, babi hutan, FTIR, kemometrik ABSTRACTRendang is one of West Sumatra's traditional foods made from processed beef. The high price of beef encourages counterfeiting using wild boar meat. This study aims to develop a method of authentication analysis of beef rendang using FTIR spectroscopy in combination with chemometrics. The sample used is a mixture of beef and boar meat made in 11 concentrations (training data set) and restaurant rendang (testing data set). The rendang fat component was extracted using the Folch and Bligh Dyer methods and then analyzed by FTIR spectroscopy. The resulting FTIR spectra are used as a chemometric modelling variable. For quantification, the PLS model at wave number 1250-950 cm-1 gives the best model in the Folch method with a calibration R2 value of 0.9946, prediction R2 of 0.9954, RMSEC 0.0328, RMSEP 0.0402 and in the Bligh Dyer method, the model PCR at wavenumber 1800-500 cm-1 gave the best model with a calibration R2 value of 0.9940, prediction R2 of 0.9919, RMSEC 0.0345, RMSEP 0.0457. For classification, the DA model in the combined area of wave numbers 1800-1600 cm-1 and 1250-950 cm-1 with the Folch method and wave numbers 1800-650 cm-1 with the Bligh Dyer method, successfully grouped the training data set into several classes and grouped testing data set into cow class. Thus it was concluded that FTIR spectroscopic analysis combined with chemometrics is a fast, simple, and inexpensive screening method for the authentication of beef rendang and wild boar.Keywords: authentication, beef rendang, wild boar, FTIR, chemometrics
Copyrights © 2023