Salah satu budaya Indonesia yang sangat populer pada kajian tradisi adalah Mantra. Secara umum Mantra dapat diartikan sebagai budaya lisan turun temurun yang dipercaya memiliki kekuatan gaib atau supranatural. Pemilik Mantra tidak hanya bersifat individu saja akan tetapi bisa juga dimiliki oleh sebuah komunitas budaya. Salah satu komunitas budaya yang menjadi objek penelitian ini adalah perguruan pencak silat buhun yang ada di Jawa Barat. Korpus penelitian ini adalah Mantra pada sebuah komunitas budaya yaitu Perguruan pencak silat Buhun Ameng Sepor Para Wali yang ada di Kecamatan Cibalong, Garut Selatan, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif menggunakan analisis Semiologi Roland Barthes. Selain melakukan tinjauan pustaka data yang digunakan adalah hasil dari penelitian lapangan sebelumnya dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara langsung di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos pada Mantra yang dimiliki oleh perguruan tersebut. Adapun hasil penelitian yang perlu diketahui dalam penelitian ini adalah tinjauan semiologi yang dinyatakan oleh Roland Barthes terhadap Mantra empat kalimah sada yang dimiliki perguruan silat buhun Ameng Sepor Para Wali, yaitu; 1) Kalimah Pileuleusan, 2) Kalimah Bungkem, 3) Kalimah Pukulan, dan 4) Kalimah Pengobatan.
Copyrights © 2023