Yogyakarta adalah salah satu kota yang dikunjungi oleh Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Dengan kolonialisasi itu, pemukiman Belanda di Indonesia tidak hanya membawa perubahan sosial dan budaya tetapi juga membawa gaya arsitektur yang berbeda ke arsitektur rumah-rumah tinggal di Yogyakarta. Keunikan ini juga merupakan proses kombinasi konsep bangunan dan adaptasi dengan kenyamanan dan budaya lokal di Indonesia. Meskipun era kolonial telah berlalu lebih dari seabad, tetapi harus diperbaiki, warisan bangunan kolonial masih sangat penting khususnya untuk kota Yogyakarta. Terkait dengan pelestarian nilai dan identitas ini, kesepakatan mengenai bangunan kolonial penting untuk dieksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tipologi dan karakteristik elemen fasad yang digunakan di Rumah Tinggal Tentara Kolonial di Bintaran, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Analisis dilakukan melalui kategorisasi elemen fasad, seperti jenis atap, kolom, jendela dan pintu. Hasil penelitian ini menunjukkan elemen fasade yang paling banyak digunakan adalah atap Limasan, kolom beton segi empat tanpa ornamen, pintu kayu krepyak dan jenis jendela kaca.
Copyrights © 2020