Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia
Vol. 8 No. 3 (2019): JLBI

Bottom Ash: Pengganti Agregat Halus dalam Pembuatan Beton

Hardiana (Unknown)
Nasruddin Junus (Unknown)
Pratiwi Mushar (Unknown)



Article Info

Publish Date
02 Sep 2019

Abstract

Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada PLTU menghasilkan limbah padat berupa bottom ash dan fly ash dari hasil pembakaran. Pemanfaatan limbah bottom ash khususnya yang dihasikan oleh PLTU Jeneponto masih belum optimal. Besarnya jumlah limbah dapat mencemari lingkungan sekitar, jika limbah tersebut langsung dibuang ke lingkungan lambat laun akan membentuk gas metana yang sewaktu-waktu dapat terbakar atau meledak dengan sendirinya, selain berbahaya bagi lingkungan limbah hasil pembakaran batubara membutuhkan fasilitas pembuangan yang relatif mahal. Tujuan pembahasan adalah membandingkan kuat tekan antara beton normal dengan beton yang menggunakan bottom ash sebagai agregat halus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yakni uji laboratorium dengan menganalisis hubungan sebab akibat antara satu sama lain dan membandingkan hasilnya. Masing-masing benda uji dirawat dengan metode dry curing dan wet curing, jumlah benda uji beton sebanyak 48 buah, dengan variasi umur beton 3 hari,7 hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil penelitian ini menyatakan limbah bottom ash dapat difungsikan sebagai pengganti agregat halus. Nilai hasil pengujian pada umur 28 hari menunjukan hasil rata-rata kuat tekan beton normal dry curing lebih tinggi 13,28% dari beton bottom ash yang dirawat dengan metode dry curing. Pada metode wet curing, nilai kuat tekan beton normal lebih tinggi 40.17% dari beton bottom ash.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

jlbi

Publisher

Subject

Arts Humanities Civil Engineering, Building, Construction & Architecture Environmental Science Social Sciences

Description

Jurnal ini menerima tulisan ilmiah dalam bentuk artikel hasil penelitian, artikel diskursus, dan artikel metode penelitian. Ruang lingkup keilmuan yang diwadahi oleh jurnal ini meliputi bidang arsitektur lanskap, arsitektur perilaku dan lingkungan, pengelolaan pembangunan dan pengembangan kebijakan, ...