Tradisi perang suku dalam masyarakat Hubula pada masa lalu memiliki kaitan dengan konsep pemilihan lokasi dan penataan ruang serta bentuk bangunan pada permukiman silimo. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana tata ruang dan teritorialitas membentuk simbol keamanan dalam permukiman. Bagaimana proses dan faktor pendukung terbentuknya permukiman silimo ditinjau dari aspek relasi alam, relasi sosial, dan relasi leluhur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologi dengan pendekatan kualitatif. Metode fenomenologi digunakan untuk menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Metode ini akan mempermudah untuk mendeskripsikan informasi pada tingkat abstraksi yang tinggi sehingga dapat memaknai permukiman silimo sebagai simbol keamanan dalam kebudayaan suku Hubula. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah konsep keamanan permukiman, baik modern maupun tradisonal, sangat terkait dengan teritorialitas dan menghindari 3 (tiga) aspek dalam permukiman yaitu: 1). Stranger Danger (tidak saja kepada manusia, ketakutan juga kepada hantu), 2). Risk (batasan-batasan ruang yang nyata maupun simbolik), 3). Affect effect (ruang-ruang yang terbentuk merupakan countersites sebagai sistem keamanan).
Copyrights © 2021