Konflik yang menjadi bagian dari kehidupan selalu menjadi perbincangan yang dinamis dan tidak pernah mati. Konflik muncul dari banyak faktor seperti orang, struktur dan komunikasi. Konflik dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Hal ini tergantung pada manajemen konflik yang dilakukan. Ketika Anda mengetahui fakta-fakta konflik yang selalu mengiringi Anda, yang terpenting adalah menyiapkan cara-cara menghadapi konflik, sehingga keberadaan konflik menjadi energi yang dahsyat dan digunakan sebagai alat perubahan, bukan sebaliknya. . itu mengurangi kinerja atau menyebabkan efek destruktif lainnya. Dalam kaitan ini, Kyai sebagai pemimpin pesantren bertanggung jawab untuk menentukan tindakan preventif dan kuratif yang tepat. Dalam artikel ini, penulis mencoba memaparkan strategi penanganan konflik yang dapat dilakukan Kyai untuk mencapai solusi yang tepat. Penulis membagi upaya penyelesaian masalah ini menjadi dua bidang, yaitu upaya preventif dan kuratif. Dalam upaya preventif penguatan ESQ melalui budaya pesantren yang direpresentasikan dalam mujahada, isstighosah, transportasi, silaturahmi dan perkawinan antar keluarga pesantren menjadi kunci terpenting. Penulis memaparkan cara-cara yang dapat digunakan Kyai untuk mengelola konflik dalam lima strategi. Yakni al-tabayun (penjelasan), al-syura (pertimbangan), tahkim (upaya mediasi), al-ishlah (perdamaian), sikap al-'afwu (saling memaafkan).
Copyrights © 2023