Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penciptaan, penuturan, dan fungsi pada mantra. Objek kajiannya yakni mantra yang digunakan pada upacara adat Babarit pernikahan di Kampung Kuta, Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Ada empat mantra yang menjadi objek kajian yaitu 1) mantra Tumbal Jagat, 2) mantra Karahayuan, 3) mantra Pamunah, 4) mantra Pilumpuhan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis bertindak sebagai instrumen utama. peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada para informan saat dan sesudah upadaca Babarit dilakukan. Informan kunci dalam penelitian ini adalah juru kunci, tokoh masyarakat, dan pelaksana pernikahan. Setelah data terkumpul baru melakukan triangulasi atau konfirmasi data. Hasilnya, 1) proses penciptaan keempat mantra Babarit di atas melalui pewarisan dari leluhur secara lisan kepada generasi penerusnya (juru kunci); 2) penuturan mantra dalam upacara Babarit termasuk dalam tuturan bersuara mendengung. Irama yang digunakan dalam pembacaan teks mantra meliputi pergantian naik-turun, panjang-pendek, keras-lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. 3) fungsi mantra dalam upacara Babarit adalah untuk memberikan perlindungan, keselamatan, dan kelancaran dalam setiap urusan yang akan dilakukan dan dikerjakan dari para leluhur khususnya Tuhan Yang Maha Esa.
Copyrights © 2023